-->

Muslim Terakhir itu Akhirnya Syahid

Saleh Dido
+ResistNews Blog - Saleh Dido wakil wali kota sekaligus imam masjid raya Mbaiki Afrika Tengah membuktikan janjinya untuk tetap di Mbaiki meski harus menjadi muslim terakhir di sana. Berdasarkan laporan koran Perancis “La Monde” milisi Kristen menyerang rumahnya dan membunuhnya karena menolak meninggalkan kota kelahirannya tersebut.

Krista Larson, wartawati Assosiated Press melaporkan bahwa pada pagi Jumat, sebelum kaum muslimin melaksanakan ibadah shalat mereka. Kelompok milisi Salib Merah yang memang terkenal ganas dan akan memutilasi setiap muslim yang mereka temui leluasa membunuh Saleh tanpa pencegahan dari aparat keamanan.

Dido, ayah tujuh orang anak berusia 46 tahun ini bertekad untuk menjadi muslim terakhir di Mbaiki, dan diapun tetap mengenakan pin jabatannya sebagai wakil wali kota, sehingga orang-orang menyebutnya muslim terakhir di Mbaiki.

Pada 10 Februari lebih dari seratus orang mengepung rumahnya dan meneriakkan pengusiran kepada Dido. Tapi Dido melawan dia melepaskan tembakan yang menyebabkan beberapa orang terluka. Akibatnya massa terus mengejar, dan Dido sempat berusaha melarikan diri tapi dia berhasil dikejar karena kehabisan nafas. Saat itulah massa Kristen beringas ini mencabik pakaiannya, dan menggorok lehernya hingga hampir putus, bahkan saksi mata mengatakan ada seorang wanita yang memotong kemaluan Dido. Polisi yang berada di tempat tak dapat berbuat banyak karena massa juga mengancam akan menyerang siapa saja yang melindungi muslim. Ketika pasukan penjaga perdamaian tiba, jasad Dido ditemukan di pinggir selokan.

Dalam kasus ini 22 orang ditangkap termasuk lima wanita, tapi mereka kemudian dibebaskan. Sementara keluarga Dido berhasil diselamatkan oleh para tetangga dan dilindungi dalam sebuah gereja sebelum akhirnya diamankan oleh pasukan penjaga perdamaian yang membawa mereka ke ibu kota di saat istri Dido beberapa minggu lagi akan melahirkan.

Masih ada satu muslim di Mbaiki tapi dia juga berencana akan mengungsi ke ibu kota setelah kejadian yang menimpa Dido. Dia selamat karena bukan berasal dari suku Chad. Ketika ditanya masih adakah masa depan muslim di Mbaiki? Dia mengatakan tidak tahu.

Di kota Mbaiki sendiri saat ini banyak orang memakai pakaian khas muslim berupa peci putih, tapi mereka bukan muslim, itu mereka dapatkan dari menjarah harta muslim yang berhasil mereka bunuh seperti layaknya Saleh Dido. Bahkan, dua masjid yang ada di kota Mbaiki tak luput dari penjarahan, bangunannya di bongkar dan dijual.

Lebih dari seribu orang telah terbunuh dan jutaan mengungsi akibat kekerasan sectarian di Afrika Tengah sejak pertengahan 2013 lalu. 2000 pasukan Prancis dibantu 6000 pasukan Uni Afrika tak berperan besar melindungi kaum muslimin dari pembantaian tersebut.

Semoga Shaleh Dido dan para syuhada lainnya mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah, dan pelajaran bagi kaum muslimin lainnya untuk mempersiapkan diri dalam I’dad al-quwwah.

(AP/alalam.ir/ +ResistNews Blog )