Menurut Dr. Nazek dalam Twit-nya hari Rabu (12/2/2014), untuk bergabung masuk dalam barisan prajurit Daulah Islam saja sulit, apatah lagi dengan sistem keamanan di dalamnya sudah barang tentu sulit untuk disusupi dan bahkan dihancurkan.
“Masuk keanggotaan prajurit ‘Daaisy’ (ISIS edt), tidak akan bisa kecuali dengan adanya tazkiyah (rekomendasi dari orang di dalam ISIS edt). Cukup membutuhkan waktu yang lama untuk mendekati keanggotaan prajurit,” kata pria yang konon pernah turut bergabung dalam perlawanan Mujahidin melawan penjajah Serbia itu.
“Oleh karenanya untuk menghancurkan ‘Daaisy’ itu rasanya sulit, meski ada kemungkinan untuk itu,” lanjut Dr. Nazek, seakan kemungkinan menghancurkan ISIS amatlah kecil adanya.
Doktor dan master ilmu politik ini juga menuturkan sistem Intelijen Daulah, dimana tingkat kerahasiaannya sangat luar biasa. Menurutnya, agen-agen Intelijen ISIS sulit terdeteksi dan yang mengetahui hanyalah komandan-komandan tertentu.
“Daaisy bersandar dalam setiap kepemimpinannya. Ia memilki tim keamanan rahasia. Merekalah Intelijen khusus Daulah, tidak ada yang tahu posisi dan siapa nama-nama mereka kecuali komandan-komandan Daulah,” jelas Dr. Nazek.
Lalu apa saja kinerja tim keamanan rahasia dan intelijen khusus Daulah Islam Iraq dan Syam?
“Kinerja mereka mengungkap jasus/ Intelijen lawan dan para pengkhianat,” ungkapnya.
Dr, Nazek Rahbaniy adalah seorang Profesor di Universitas of Oslo dari tahun 1995 sampai 2002. Ia juga wakil Muslim pertama di Institut Oslo Hubungan Internasional tahun 2001-2013.
Ia belajar pada sejumlah Ulama’ Bosnia, menghafal al Qur’an dalam tujuh sanad bacaan, menguasai tujuh bahasa dan telah melahap banyak buku, bergelar Master di bidang Hukum dan Ilmu Politik, juga bergelar Ph.D di bidang Sejarah Islam dan Ilmu Politik. [shoutussalam.com/ +ResistNews Blog ]