-->

Media Massa Sekuler Adalah Tukang Sihir Fir’aun Di Zaman Ini


+ResistNews Blog - Syaikh Abdul Mun’im Musthafa Halimah atau yang dikenal dengan nama Abu Bashir at Tartusy, salah seorang ulama’ mujahidin di Suriah itu menjabarkan beberapa hal terkait prinsip-prinsip dakwah terhadap penguasa Thaghut. Prinsip-prinsip itu disarikan dari syarah Hadits Ash-habul Ukhdud, yang mengisahkan dakwah seorang pemuda pada seorang penguasa lalim di zamannya.
Seluruh rakyat kerajaan berhasil ia ajak untuk bertauhid, tapi sang raja tetap bersikukuh dalam kekafirannya. Sang raja yang murka, kemudian menyuruh tentaranya membakar hidup-hidup semua rakyatnya ke dalam parit. Meski akhirnya mereka semua terbunuh, Allah katakan bahwasanya mereka mati dalam keadaan mendapatkan kemenangan iman.
Salah satu bagian dalam penjabaran Syaikh Abu Bashir adalah bagaimana beliau menyamakan media-media massa sekuler dan pro penguasa thaghut pada hari ini dengan tukang-tukang sihir para penguasa thoghut di zaman lampau.
Dalam hadits yang panjang tersebut, Rasulullah –shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Ia (sang raja tersebut) memiliki seorang tukang sihir.”
Perlu kita ketahui bahwa profesi sang penyihir ini adalah memutarbalikkan realita di hadapan manusia. Ia akan menampakkan kebenaran sebagai sesuatu yang bathil, dan kebathilan sebagai sesuatu yang benar.
Profesi tukang sihir tersebut adalah memoles kebathilan sang raja dan menghiasi kesewenang-wenangannya, sekaligus mengesahkan pengakuan raja tersebut sebagai tuhan dan ilah di mata manusia.
Profesinya adalah memperkokoh kerajaan sang raja—dengan sulap, sihir, dan kekafirannya—dan memperbudak manusia kepada sang raja. Sehingga, tak ada lagi yang menolak dan menggulingkannya.
Tukang sihir ini merupakan contoh bagi para tukang sihir yang berusaha membela para thaghut yang zhalim dan kekuasaan mereka sepanjang zaman. Demi keberlangsungan kekuasaannya, hukumnya serta usahanya untuk memperbudak rakyat.
Tidak ada satu penguasa thaghut pun yang tidak menggunakan agen-agen propaganda yang berfungsi seperti tukang sihir tersebut. Merekalah yang dijadikan sebagai sandaran para penguasa thaghut, ketika rakyat telah jenuh dan merasa terhimpit dengan pola kekuasaannya.
Benar, pada saat-saat kritis, tukang sihir tersebut akan membela sang penguasa thaghut dan seluruh sistem kekuasaan, hukum, dan undang-undangnya. Mereka akan memutar-balikkan fakta dan memalsukan kenyataan demi membius kesadaran rakyat agar tetap tunduk dan patuh kepadanya.
Sehingga, seseorang akan melihat kebenaran sebagai sesuatu yang bathil; kebatilan sebagai sesuatu yang benar; sesuatu yang manis sebagai sesuatu yang pahit; sesuatu yang pahit sebagai sesuatu yang manis; keburukan sebagai sesuatu yang indah; keindahan sebagai sesuatu yang buruk; kebaikan sebagai sesuatu yang mungkar; dan kemungkaran sebagai sesuatu yang baik.
Sebagian dari jajaran tukang sihir yang dijadikan sandaran di era sekarang ini adalah para ulama yang memiliki perangai buruk dan para cendekiawan yang hanya mengandalkan lisan dan akal belaka.
Mereka menggunakan jiwa dan ilmu mereka sebagai alat untuk membela kezhaliman, kesewenang-wenangan, kekafiran, dan tata aturan para thaghut yang zhalim.
Termasuk dari alat propaganda penguasa adalah mass media—dengan berbagai bentuknya, baik media cetak, media elektronik (video dan audio visual)—yang menyebarkan kelebihan dan keutamaan sang thaghut—dengan dibumbui sedemikian rupa—kepada rakyatnya.
Juga, di antara bentuk tukang sihir adalah sarana permainan yang haram—dan alangkah banyaknya bentuk ini di zaman sekarang—yang mampu mengobarkan syahwat. Ia mampu menjadikan sesorang terbelenggu syahwatnya dalam rentang waktu yang lama. Ia tak mampu melepaskan diri dari kekuasaan dan tekanannya. Seolah-olah ia terikat dengan ribuan jin ifrit dan setan.
Oleh karena itu, tak aneh bila ada di antara kita yang tertimpa fitnah dengan ilmu pengetahuan sang thaghut. Lantas, mau menyembah (mentaati secara mutlak) sang thaghut dan antek-anteknya. Hal ini benar-benar terjadi pada sihir para tukang sihir di atas.
Cobalah Anda mengajukan sebuah masalah berkaitan dengan thaghut yang ada disekitar Anda untuk didiskusikan, tentu Anda akan mendapatkan ribuan pendapat tentangnya. Sungguh, ini benar-benar sihirnya para tukang sihir yang tengah melancarkan makarnya.
Masing-masing orang akan menjawab dengan jawaban yang berbeda dengan yang lain. Hal ini karena pengaruh sihir para tukang sihir yang ahli makar tersebut.
Sebuah kebaikan—menurut sebagian besar masyarakat—akan menjadi sebuah kemungkaran dan keburukan. Sesuatu yang munkar akan menjadi sebuah kebaikan dan sesuatu yang indah.
Sebuah kebathilan akan terlihat benar, dan kebenaran akan terlihat bathil. Kezhaliman akan terlihat adil dan keadilan akan terlihat zhalim. Ini semua terjadi atas prakarsa tukang sihir.
Cita rasa pun mulai goyah, sehingga akan merusak pemiliknya sendiri. Dalam pandangan mereka, hampir tak ada satu kebenaran pun yang disepakati yang tidak dapat ditolak dan didebat. Tak ada lagi sesuatu yang paten yang dihormati dan dijadikan sandaran.
Segala sesuatu—selain pengetahuan tentang peribadatan kepada thaghut—dapat dikritisi, ditolak, dan diubah. Semuanya tunduk kepada keinginan rakyat yang tersihir dan tertekan. [shoutussalam/ +ResistNews Blog ]