-->

Aneh! Rajin Impor Beras, RI Genjot Ekspor Singkong

ResistNews - Pemerintah menggalakan program diversifikasi pangan dari beras ke sumber karbohidrat lainnya seperti singkong, jagung, ubi dan lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi konsumsi beras yang sangat tinggi.

Justru kenyataannya kini impor beras yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri sangat besar. Disisi lain Indonesia ternyata cukup banyak mengekspor bahan pangan lain diluar beras salah satunya dari Singkong.

Data menunjukan tahun 2011 ekspor ubi kayu atau singkong berupa Gaplek mencapai 40,9 juta ton, berupa Tapioka mencapai 83,15 juta ton dan bentuk lain mencapai 1,2 juta ton.

Data tersebut derdasarkan data BPS yang diolah kembali oleh Kementerian Pertanian. Tercatat ekspor Gaplek pada 2009 mencapai 159,87 juta ton dengan nilai US$ 23,64 juta, sedangkan untuk tapioka mencapai 13,19 juta ton dengan nilai US$ 4,5 juta.

Sedangkan pada 2010 ekspor gaplek mencapai 143,82 juta ton dengan nilai US$ 31,76 juta ton dan Tapioka mencapai 23,81 juta ton dengan nilai US$ 12,77 juta.

"Untuk mempercepat program diversifikasi pangan ini, kita didukung dengan Perpres No 22/2009 tentang kebijakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis dan ditindak lanjuti dengan Permentan Nomor 43/2009 tentang gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi berbasis sumberdaya lokal," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan Achmad Suryana, di Kantor Kementerian Pertanian, Jl HR. Harsono, Selasa (17/4/2012).

Dikatakan Achamad, tujuannya tidak lain untuk meningkatkan konsumsi pangan alternatif, sehingga konsumsi beras yang saat ini mencapai 139,15 kilo per kapita per tahun bisa turun drastis dan konsumsi terigu diusahakan jangan sampai naik bahkan kalau bisa turun.

"Salah satunya dengan program one day no rice yang sudah didengungkan dibeberapa daerah seperti di Jawa Barat, Depok, Sumatera Utara, Bangka Belitung dan daerah lainnya," tandas Achmad. (rrd/hen/dtk)