-->

Tren Positif Muslimah di Pakistan

ResistNews - Tren positif keagaaman muncul di kalangan perempuan Muslim kaya dan berpendidikan di Pakistan.

"Baru-baru ada banyak perempuan muda yang menampilkan Islam yang sangat tradisional," kata Maha Jehangir, seorang konsultan 30 tahun kepada The Guardian.

"Ada keinginan yang mendalam untuk belajar."

Meskipun tidak ada statistik, tanda-tanda yang menunjukkan bahwa semakin banyak perempuan kaya dan berpendidikan menggunakan nilai-nilai yang lebih Islami dalam hidup mereka.

Misalnya, di divisi teknologi informasi kantor pusat Bank of Punjab, hampir semua karyawati memakai jilbab.

"Saya adalah yang pertama," kata Shumaila, 28 tahun, yang bekerja di divisi teknologi informasi.

Setahun yang lalu, tidak ada yang mengenakan jilbab Islami di kantor yang sama.

"Saya mulai membaca Alquran dengan baik dan bersembahyang lima kali sehari. Tidak ada yang memaksa saya memakai jilbab. Itu tidak mungkin (pemaksaan, red)," kata Shumaila.

"Saya menunjukkan hal ini kepada wanita-wanita lain di tempat kerja."

Tidak hanya wanita-wanita pekerja yang menunjukkan sisi-sisi keislaman mereka. Semakin banyak perempuan juga bergabung dengan kelompok keagamaan , seperti Jamaat-e-Islami (JI).

"Sayap perempuan kami yang melakukan (aktivitas dakwah,red) sangat baik," kata Syed Munawar Hassan, pemimpin JI di Pakistan.

Dia mengatakan bahwa wanita jumlah wanita yang tergabung dalam organisasinya meningkat. Dalam JI Pakistan sendiri memiliki 6 juta anggota dan 30.000 pengurus.

"Mereka (para wanita) adalah beberapa pengurus terbaik kami."

Secara tradisional merekrut kalangan kelas menengah ke bawah, JI telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir di kalangan elite di Pakistan karena urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi.

Beberapa mengatakan bahawa kemarahan publik atas peran Pakistan dalam perang melawan teror pimpinan AS sebagai alasan utama di balik tren positif keagamaan yang berkembang di kalangan wanita Pakistan.

"Orang-orang yang dibesarkan dalam perang melawan teror yang bertanya-tanya, apa artinya menjadi sekutu NATO? Apakah India musuh terburuk kita?" Jehangir, yang tinggal di sebuah rumah elit di salah satu bagian yang paling eksklusif dari Islamabad, mengatakan.

"Kita dibombardir oleh semua informasi ini dan ada kebutuhan yang mendalam untuk jawaban," katanya, menambahkan bahwa banyak ditemukan jawabannya dalam berbagai ilmu dalam Islam.

Pengaruh lain adalah kembalinya sejumlah orang dari Timur Tengah. Mereka membawa pengalamannya hidup di negara-negara Teluk ke tanah air mereka.

"Semua yang kita pelajari berasal dari Al Qur'an. Matematika, komputer, perbankan," kata Amna, seorang mahasiswa jurusan bisnis dan ekonomu yang ayahnya adalah seorang manajer di sebuah perusahaan besar di Arab Saudi.

Amna, yang mengenakan cadar sebagaimana wanita Saudi kenakan, menyatakan salah bila menganggap bahwa wanita yang kaya atau lebih berpendidikan pasti akan lebih sekuler.

"Al Qur'an berisi segalanya," katanya.

Selain JI, organisasi lain juga mengalami menarik minat para wanita seperti Al Huda dan Al Mawrid Institure. Banyak dari anggota mereka adalah wanita bergelar sarjana, doktor, profesor dan juga ibu rumah tangga. Mereka ingin mendalami dan mengenal Islam lebih baik.

"Kami belajar Al Quran secara teliti namun kami mendiskusikan agama lain juga," ungkap Kaukab Shehzad, seorang guru yang turut aktif dalam kegiatan keislaman.

"Al Qur'an berisi segalanya," katanya.
[muslimdaily.net/OI]