-->

Khawatir Moral Juang Tentara Jatuh Karena Berita Kemenangan Mujahidin, Iraq Matikan Internet


+ResistNews Blog - Kementerian Komunikasi rezim pemerintah Syiah Iraq telah memutus akses internet di lima buah provinsi yang tengah dilanda konflik antara bala tentaranya melawan Mujahidin Daulah Islam Iraq dan Syam, dan kabilah suku Ahlus Sunnah Iraq.

Dalam rilis pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian, wilayah-wilayah Iraq yang dimatikan koneksi Internetnya adalah Provinsi al Anbar, Ninawa, Sholahuddin, Kirkuk, dan Diyala.

Selain itu, sejumlah akses komunikasi via jejaring sosial juga diblokir, diantaranya Facebook, Twitter, Youtube, Whats Up, Viper, dan Skype.
Rilis pernyataan Kementerian Informasi Iraq atas pemutusan Internet dan pemblokiran akses terhadap sejumlah situs dan aplikasi komunikasi
Rezim Syiah Iraq di bawah pimpinan Perdana Menteri Nuri al Maliki berdalih kebijakan tersebut digulirkan dengan alasan keamanan. Namun, sumber-sumber pejabat yang diperoleh Niqash, Selasa (17/6/2014) mengatakan, dimatikannya koneksi internet dan diblokirnya sejumlah situs dan aplikasi jejaring sosial adalah untuk menghindarkan masyarakat memperoleh berita-berita Mujahidin.

Selama ini, Mujahidin khususnya Daulah Islam Iraq dan Syam memanfaatkan jejaring sosial, utamanya Twitter untuk mempublikasikan laporan, foto-foto, dan video setiap operasi Jihad dan kemenangan mereka melawan Tentara Syiah Iraq.

Hal tersebut sangat mengganggu rezim Nuri al Maliki. Mereka sangat khawatir berita-berita kemenangan kelompok oposisi akan menjatuhkan semangat juang pasukan mereka di medan tempur.

Terlebih saat akun berita resmi Daulah Islam wilayah Sholahuddin mempublikasikan sejumlah foto eksekusi massal 1.700 Tentara dan Milisi Syiah Iraq di kota Tikrit. Foto-foto tersebut sangat menyentak dan menyakiti hati rezim Iraq maupun Iran.

Dimatikannya saluran Internet juga menjadi strategi licik rezim Syiah Shofawiy tersebut, untuk menggelontorkan berita-berita dusta atas Mujahidin, dan lebih jauh mengklaim kemenangan mereka atas Mujahidin padahal dalam realita lapangan tidak pernah terjadi hal demikian. [shoutussalam.com/ +ResistNews Blog ]