-->

Kholil Ridwan: “NKRI Baru Final Jika Berdasarkan Syariat Islam”


+ResistNews Blog - SEBAGAI penggagas Pengajian Politik Islam (PPI) yang rutin digelar di Masjid Agung Al Azhar Kebayoran Jakarta, KH. Kholil Ridwan menyampaikan pendapatnya tentang kondisi perpolitikan di Indonesia.

Pendapat Ketua MUI Pusat bidang Seni dan Budaya ini disampaikan dalam acara bedah buku “Belajar dari Partai Masyumi” yang bertempat di panggung selasar Islamic Book Fair (IBF) Istora Senayan, Jakarta (06/03/2014).

“Dalam Al Qur’an kata partai disebutkan dengan kata hizb yang artinya kelompok atau golongan, dan dalam Al Qur’an hanya ada dua hizb yakni hizb as syaiton dan hizbullah,” ungkapnya.

Kholil mengamati perilaku masyarakat Indonesia kebanyakan yang cenderung hedonis membuat kita sulit untuk menentukan pilihan antara hizb as syaiton dengan hizbullah.

“Kalau nanti dalam pemilu yang menang adalah ‘partai setan’, tidak perlu heran karena kebanyakan kita sudah terlalu akrab dengan setan,” paparnya.

Walau demikian, Kholil menghimbau agar umat tidak putus asa. Ia memberi kiat agar umat Islam mendapat bantuan dari Allah SWT.

“Jadilah anda seorang mu’minuun dan bukan sekedar muslimuun, sebab orang-orang mu’minuun mendapat janji mutlak pertolongan dari Allah SWT,” ungkapnya.

Kholil Ridwan juga menghimbau agar umat Islam tidak tergesa-gesa mengikutistatement yang banyak dipropagandakan bahwa Negara Keatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah final dan selesai. Karena Moh. Natsir, Perdana Menteri Indonesia penggagas Mosi Integral dari Partai Masyumi mewariskan cita-cita NKRI berdasarkan syari’at Islam.

“Persatuan Indonesia ini adalah hasil dari Mosi Integral gagasan Moh. Natsir, sedangkan beliau mewariskan cita-cita NKRI berlandaskan syari’at Islam. Maka bagi saya NKRI baru akan mencapai finalnya jika sudah menjadi NKRI bersyari’ah,” tegasnya. [Islampos/ +ResistNews Blog ]