ResistNews. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
ternyata berdampak pada banyak hal, termasuk bisa memicu keretakan
dalam rumah tangga. Bahkan bisa berujung pada perceraian. Pasalnya,
kemungkinan bisa terjadi ketegangan antara suami sebagai pemasok
keuangan keluarga dan istri sebagai pengelola keuangan keluarga.
Menurut Psikolog Tika Bisono, berawal dari kenaikan harga BBM,
problematika rumah tangga akan bertambah. Kenaikan harga barang yang
gila-gilaan dan pemenuhan kebutuhan tidak sejalan dengan jumlah gaji
yang tidak berubah. “Untuk yang tak bisa mengontrolnya mungkin saja
akan terjadi keretakan dalam rumah tangga, ” kata Tika saat dihubungi
okezone, Minggu (25/3/2012) malam.
Imbas kenaikan BBM memang berdampak kepada kaum Istri.
Kata Tika, sebagai pengelola keuangan keluarga, istri yang akan
mendapatkan imbas terbesar untuk masalah ini. “Kalau mental rumah
tangganya rapuh tentu bisa jadi fatal, sangat mungkin pasangan itu
bercerai. Karena dengan gaji yang tidak berubah dan pengeluaran yang
lebih tinggi tentu akan ada akan ada perubahan gaya hidup,” katanya.
Tika menambahkan, tidak hanya hubungan dalam suami-istri, keretakan tali silaturahmi keluarga juga bisa retak. Dia mengatakan, kenaikan harga BBM tentunya membuat sang istri akan bekerja ekstra untuk memberikan keputusan terbaik dalam pemenuhan kebutuhan. Karena itu, nantinya akan ada saling iri di dalam keluarga atas pemenuhan kebutuhan yang tidak menyeluruh tadi.
“Dampaknya tentu akan macam-macam. Bisa ketegangan hubungan antara
suami-istri, antarsaudara, adik-kakak, tentu akan ada saling iri. Kalau
begitu mesti pandai-pandai mengatur,” katanya.
Senada dengan Tika, Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa juga mengatakan, kenaikan harga BBM akan memberikan dampak yang tinggi kepada perempuan. Sebab, merekalah yang setiap hari bersentuhan langsung dengan kebutuhan rumah tangga setiap hari.
“Ibu-ibu akan sangat merasakan dampak kenaikan harga BBM.
Ibu-ibu lah yang setiap hari mengatur keuangan keluarga,” kata Khofifah
di Pusdiklat Muslimat NU, Pondok Cabe, Jakarta Selatan.(diambil dari berita di oke zone )
Tika menambahkan, tidak hanya hubungan dalam suami-istri, keretakan tali silaturahmi keluarga juga bisa retak. Dia mengatakan, kenaikan harga BBM tentunya membuat sang istri akan bekerja ekstra untuk memberikan keputusan terbaik dalam pemenuhan kebutuhan. Karena itu, nantinya akan ada saling iri di dalam keluarga atas pemenuhan kebutuhan yang tidak menyeluruh tadi.
Senada dengan Tika, Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa juga mengatakan, kenaikan harga BBM akan memberikan dampak yang tinggi kepada perempuan. Sebab, merekalah yang setiap hari bersentuhan langsung dengan kebutuhan rumah tangga setiap hari.