Itulah sebabnya mengapa para astronot yang pulang ke bumi sering kehilangan kepadatan tulangnya setelah mereka mengapung dalam keadaan gravitas mikro di luar angkasa. Hukum Wolff juga menjelaskan mengapa para pemain tenis dan pemain anggar tulang kaki dan tangannya lebih kuat daripada bagian tubuh lainnya.
Sayangnya, kemampuan adaptasi tulang hanya sampai itu. Orang seringkali salah paham bahwa setelah fraktur atau patah, tulang akan tumbuh menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan mitos tersebut.
Ketika tulang patah, dalam proses menumbuhkan tulang yang rusak, sel osteoblas membantu membentuk kalus lunak yang terbuat dari kolagen. Sel ini membentuk tulang spongius (berlubang-lubang) pada kolagen sehingga terbentuk belat alami di dalam yang menghubungkan ujung-ujung kedua tulang yang patah. Pada akhirnya tulang spongius akan diganti dengan tulang yang lebih padat dan fraktur pun sembuh.
Namun menurut Dr.Terry D.Amaral, direktur bedah ortopedik anak dari Montefiore Medical Center, Amerika, dokter akan memasang gips agar tulang tidak bergerak sehingga proses penyembuhan menjadi lebih cepat.
"Tapi karena tidak tekanan di bagian tulang yang patah itu, tulang pun menjadi lebih lemah. Kecuali di bagian kalus yang banyak deposit kalsiumnya," kata Amaral. Bagian tulang yang sedang proses penyembuhan itu mengalami mineralisasi yang sangat cepat. "Namun karena kita tidak bisa digunakan, bagian tulang sekitarnya menjadi kehilangan mineral," tambahnya.
Pada satu periode dalam proses penyembuhan, bagian tulang yang patah mungkin menjadi lebih kuat dari tulang di sekitarnya. Namun, kemudian kekuatannya menjadi sama sehingga area yang patah tidak gampang patah lagi. Meski begitu, sebenarnya kekuatannya tetap sama dengan tulang lainnya.
Sementara itu, ingin tulang kuat hingga tua? Coba cara yang dianjurkan American Journal of Clinical Nutrition, yaitu dengan mengkonsumsi bermacam jenis sayur dan buah yang berwarna merah dan oranye. Golongan buah dan sayur itu mengandung pigmen pelindung tulang yang disebut karotenoid.
Dalam karotenoid juga terkandung likopen, yang ampuh mencegah terjadinya pengeroposan dengan menangkal zat-zat berbahaya yang bisa merusak tulang.
Para ahli mengungkap fakta ini setelah melakukan riset selama 4 tahun terhadap 900 orang dewasa berusia lanjut. Mereka yang rutin mengonsumsi makanan padat karotenoid punya risiko keropos tulang lebih rendah, terutama pada ruas tulang pinggang dan punggung.
Kita bisa menabung manfaat ini dari sekarang, dengan menambah tomat, semangka, atau anggur pada menu harian. Ketiganya adalah sumber alami zat karotenoid. (fn/k2m) www.suaramedia.com