+ResistNews Blog - Didaulat sebagai badan internasional untuk urusi pengungsi, nyatanya PBB hanya bisa ngeles. Hal itu terlihat dari curhatan Komisaris UNHCR (United nations High Commissioner for Refugees), Antonio Guterres. Sejak menjabat pada 2005 lalu, Guterres mengatakan jika krisis pengungsi hari ini adalah yang terparah dalam 20 tahun terakhir.
”Kami belum pernah melihat gelombang pengungsi seperti ini sejak genosida di Rwanda,” papar Guterres saat mem-briefing Dewan Keamanan PBB di Jenewa, Swiss, 4 Februari 2015.
Guterres juga tak punya malu saat mengatakan bahwa WFP (World Food Program) secara sepihak menghentikan bantuan pangan yang seharusnya menjadi hak 1,7 pengungsi Suriah. Padahal, menurut hitungan mereka, ada 3,8 juta pengungsi Suriah yang menyebar di Turki, Yordania, Libanon, bahkan Mesir.
”Budget UNHCR untuk tahun 2014 mencapai $3.700.000.000,” tukas Guterres.
Dari anggaran itu, UNHCR hanya menerima $2milyar. Artinya, badan internasional itu masih tekor.
”Rata-rata kami hanya mendapatkan 50% anggaran dari total kebutuhan,” tukas Guterres.
Lebih lanjut, Guterres menjelaskan jika konflik Suriah bukan lagi menjadi ancaman dalam negeri Suriah saja, namun telah meningkat menjadi ancaman regional. Sementara itu , PBB juga masih pusing untuk meredakan konflik di wilayah-wilayah yang telah lebih dulu bergolak seperti Palestina, Afghanistan dan Somalia. [lasdipo/ +ResistNews Blog ]