Dalam pidato pada hari Rabu, ia mengatakan, "Milisi berpikir bahwa karena saya seorang wanita, saya lemah. Tapi sekarang anti-Balaka, yang ingin membunuh, mereka sendiri yang akan diburu. "
Samba-Panza menambahkan bahwa milisi telah kehilangan rasa misionaris" dan telah menjadi orang-orang yang membunuh, yang menjarah, yang melakukan kekerasan.
Republik Afrika Tengah telah berada dalam kekerasan sektarian berdarah yang melibatkan orang-orang Kristen dan Muslim sejak tahun lalu.
Amnesty International mengeluarkan laporan pada hari Rabu, mengatakan bahwa mereka telah mendokumentasikan sedikitnya 200 pembunuhan Muslim oleh milisi Kristen di bagian barat negara itu.
"'Pembersihan Etnis' Muslim telah dilakukan di bagian barat Republik Afrika Tengah, bagian yang paling padat penduduknya di negara itu, sejak awal Januari 2014," kata Amnesty sebagaimana dilansir Press TV. [muslimdaily.net/ +ResistNews Blog ]