+ResistNews Blog - Setelah sepekan berada di kamar jenazah rumah sakit Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah, jenazah Arif Wicaksana Aji alias Handholah Al-Khurosany alias Hendro akhirnya dikebumikan di pemakaman umum Talise, Kecamatan Mantikolore, Kota Palu, 13 Februari 2014.
Pemakaman jenazah Arif Wicaksana Aji dihadiri ayah kandung almarhum, H Raden Maulani Hudaya. Selain keluarga, sejumlah warga turut membantu pemakaman yang dilaksanakan sekira pukul 13.30 Wita.
Maulani Hudayah, yang datang dari Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan bersama istrinya Nurhasanah serta kerabat istri almarhum, Abu Zahro, kepada wartawan mengaku ikhlas atas kepergian anak sulungnya itu. Ia hanya bisa menyerahkan segalanya kepada tuhan yang maha kuasa.
“Saya ikhlas. Kejadian ini sudah menjadi rahasia Allah SWT,” ujarnya tegar.
Maulani masih mengenang sepenggal kalimat almarhum anaknya. Kalimat ini menjadi keyakinan sang anak kelahiran 26 tahun silam itu.
“Hidup ini gak usah lama-lama, tetapi memetik hasil setinggi-tingginya,” ungkap mantan anggota DPRD Tabalong dua periode ini.
Maulani juga mengaku tidak percaya almarhum anaknya bisa terlibat kasus terorisme. Sebab menurutnya, Arif yang dikenalnya adalah muslim yang taat agama dan semasa hidupnya menjadi ustadz di daerah asal mereka.
“Saya tidak percaya kalau almarhum anak saya terlibat teroris. Tapi jika benar, mungkin ini sudah menjadi pilihan hidupnya,” tandasnya.
Meski jenazah anaknya sudah tersimpan selama tujuh hari, tetapi Maulani menyebutkan tak sedikitpun bau tak sedap keluar dari jazad anaknya.
“Alhamdulillah, jenazah anak saya malah mengeluarkan aroma yang harum,” katanya seraya pamit meninggalkan tempat pemakaman.
Arif Wicaksana Aji, adalah satu dari dua sipil bersenjata yang tewas dalam kontak senjata di Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, 6 Februari 2014 lalu.
Untuk diketahui, Arif Wicaksana alias Handholah Al Khurosany merupakan pendiri sekaligus Mudir ‘Aam forum jihad Al-Buysro. Ia merupakan jurnilis senior dan admin yang aktif di forum dunia maya tersebut. Dalam akun jejaring sosial, pemuda alumnus Pondok Pesantren Al-Mukmin, Ngruki ini akrab disapa Darah Mengalir Syahid. [Abu Muhammad/siaga/shoutussalam.com/ +ResistNews Blog ]