ResistNews - Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mengambil inisiatif menolong etnik Rohingya dari bahaya pembersihan
etnik. Pembakaran perkampungan dan pengusiran atas etnik Rohingya di
Provinsi Rakhine, Myanmar, merupakan aksi yang tidak bisa dibiarkan oleh
dunia internasional.
Demikian dikemukakan Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu (28/7/2012) dikutip
kompas.com.
Menurut Slamet Effendy, pembiaran terhadap apa yang terjadi di
Myanmar seperti selama ini tidak boleh diteruskan. Apa yang terjadi
sekarang merupakan puncak perlakuan diskriminatif yang sudah lama
berlangsung terhadap etnik Rohingya yang beragama Islam.
Karena itu, Indonesia sebagai negara yang dituakan di ASEAN maupun
negara muslim terbesar di dunia seharusnya mengambil inisiatif untuk
mengatasi masalah ini. "Sangat tidak elok jika pemerintah Indonesia
hanya menjadi penonton dalam persoalan ini. Pemerintah Indonesia dalam
waktu singkat harus melakukan upaya diplomatik kongkret baik secara
bilateral maupun multilateral," katanya.
Praktik pelanggaran atas prinsip kemanusiaan seperti terjadi atas
etnik Rohingya harus segera diakhiri. "Dan kami sangat berharap
pemerintah RI berperan dalam langkah ini", ujar Slamet Effendy. (
arrahmah.com)