ResistNews - Sebuah seruan yang dilakukan oleh seorang pengacara Chechnya agar dibentuknya pengadilan syariah di Rusia mengundang oposisi yang kuat dari para pemimpin agama Islam di negara Eropa tersebut.
"Menurut konstitusi, agama dipisahkan dari negara di Rusia," kata Talgat Tajuddin, kepala Dewan Spirtiual Muslim Rusia, lapor kantor berita Interfax.
"Negara kita memiliki sistem sendiri peradilan sendirii dan umat Muslim menggunakannya sebagai warga negara yang sama dari bangsa Rusia."
Pengacara Chechnya Dagir Hasavov sebelumnya telah menyerukan untuk dibentuknya sebuah pengadilan syariah di Rusia.
Dalam wawancara dengan REN-TV, pengacara itu berpendapat bahwa umat Islam tidak dapat di bawa ke pengadilan sekuler.
"Anda pikir bahwa kami datang ke sini ke Rusia seperti orang asing yang datang. Tapi kami berpikir bahwa kami berada di rumah kami sendiri di sini. Mungkin Anda adalah orang asing di sini dan kami di rumah kami," ujarnya.
"Dan kami akan memberlakukan aturan yang sesuai dengan kami, apakah Anda menginginkannya atau tidak. Setiap upaya untuk menghentikan kami akan berakhir dengan darah," kata pengacara tersebut.
Tajuddin mengatakan mufti sudah melakukan campur tangan untuk menyelesaikan perselisihan antara Muslim dan non-Muslim di Rusia.
Ia mengatakan Muslim menghubungi badan keagamaan mereka jika mereka memiliki pertanyaan tentang agama, keluarga, atau masalah warisan.
"Tidak seperti 30-40 tahun lalu, Muslim dapat dengan bebas menjalankan agama mereka di Rusia hari ini," kata Tajuddin.
Federasi Rusia adalah rumah bagi sekitar 23 juta Muslim di utara Kaukasus dan selatan republik Chechnya, Ingushetia dan Dagestan.
Islam adalah agama terbesar kedua di Rusia yang mewakili sekitar 15 persen dari 145 juta penduduknya yang mayoritas Ortodoks.
Dewan Muslim Moskow juga menolak seruan tersebut, mengatakan bahwa pengadilan syariah tidak sesuai dengan negara sekuler seperti Rusia.
"Sebagai contoh, Dewan Pusat Spritiual Muslim telah memiliki lembaga Qadi, yang menjawab pertanyaan orang-orang tentang islam, selama lebih dari satu abad."
Krganov berargumen bahwa pengadilan syariah lebih sesuai untuk negara agama seperti Iran, Arab Saudi dan Qatar.
Pemimpin Muslim itu mengatakan bahwa pengadilan syariah memiliki persepsi yang negatif di antara warga Rusia.
"Kita semua ingat saat orang-orang dieksekusi di muka umum di Kaukasus atas nama agama, meskipun secara fakta bahwa mereka sama sekali tidak memiliki hak untuk melakukan itu."
Mikhail Fedotov, kepala Badan HAM Kepresidenan Rusia, menggambarkan seruan pengacara Chechnya untuk pengadilan syariah di Rusia sebagai tindakan yang tidak bisa diterima.
Tidak ada negara sipil yang dapat memiliki dua sistem pengadilan yang hidup bersama karena akan merusak aturan hukum, katanya kepada Interfax.
Namun, Vsevolod Chaplin, juru bicara Gereja Ortodoks Rusia, mengatakan umat Islam Rusia tidak boleh kehilangan kebiasaan mereka dan menegaskan pengadilan syariah dapat didirikan di bawah aturan hukum.(fq/oi/eramuslim)