ResistNews - Seorang bocah Palestina bertubuh kecil mencoba untuk tetap terjaga dan tidak terlelap. Namun karena lelah, kepala bocah itu pun terayun ke kanan dan kiri, hingga akhirnya tertidur juga.
Sadar dirinya tertidur, tiba-tiba dia terbangun sesaat setelah mendengar teriakan dan menerima tamparan dari seorang penginterogasi.
Bocah Palestina ini sudah tak terurus karena dirinya tidak diperbolehkan untuk tidur sekira 12 jam setelah dipisahkan dari orangtuanya oleh pasukan Israel.
"Saya hanya ingin kau membebaskan saya, agar saya bisa pulang ke rumah dan tidur," ujar pelempar batu yang malang itu, seperti dikutip Belfast Telegraph, Jumat (26/8/2011).
Interogasi yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap para bocah pelempar batu Palestina sudah terjadi selayaknya sebuah ritual tiap tahun.
Israel sering membela dirinya dengan alasan, mereka memperlakukan bocah-bocah itu dengan baik dengan membentuk pengadilan militer remaja. Namun, para bocah Palestina menceritakan hal yang berbeda dari yang dikatakan Israel.
Dalam sebuah rekaman video berdurasi enam jam, Islam Tamimi, membuktikan remaja Palestina berusia 14 tahun tampak lemas dan juga ketakutan.
Bocah-bocah Palestina seringkali diinterogasi dengan cara yang kasar oleh para pasukan Israel. Mereka diinterogasi dalam kondisi mata tertutup dan tangan terikat, selain itu mereka juga dilarang untuk tidur.
Banyak bocah-bocah Palestina yang hidup di Tepi Barat berada di balik tembok pemisah Israel. Pelemparan batu terhadap pasukan Israel dan penangkapan bocah Palestina merupakan hal yang sering terjadi di wilayah tersebut.
Israel sering menyatakan dirinya merawat baik bocah-bocah itu. Setiap tahanan bocah di penjara anak tidak boleh ditahan malam hari, pengacara dan orangtuanya harus datang bila ada interogasi.
Menurut Laporan Defence for Children International Palestine, sekira 700 ribu bocah Palestina diadili dan juga ditahan oleh pengadilan militer Israel sejak 2000 silam.
Sebanyak 87 persen dari bocah mengalami kekerasan fisik saat dipengadilan dan 91 persen dari seluruh bocah menjalani interogasi dengan mata tertutup.(rhs/okezone.com)
Sadar dirinya tertidur, tiba-tiba dia terbangun sesaat setelah mendengar teriakan dan menerima tamparan dari seorang penginterogasi.
Bocah Palestina ini sudah tak terurus karena dirinya tidak diperbolehkan untuk tidur sekira 12 jam setelah dipisahkan dari orangtuanya oleh pasukan Israel.
"Saya hanya ingin kau membebaskan saya, agar saya bisa pulang ke rumah dan tidur," ujar pelempar batu yang malang itu, seperti dikutip Belfast Telegraph, Jumat (26/8/2011).
Interogasi yang dilakukan oleh pasukan Israel terhadap para bocah pelempar batu Palestina sudah terjadi selayaknya sebuah ritual tiap tahun.
Israel sering membela dirinya dengan alasan, mereka memperlakukan bocah-bocah itu dengan baik dengan membentuk pengadilan militer remaja. Namun, para bocah Palestina menceritakan hal yang berbeda dari yang dikatakan Israel.
Dalam sebuah rekaman video berdurasi enam jam, Islam Tamimi, membuktikan remaja Palestina berusia 14 tahun tampak lemas dan juga ketakutan.
Bocah-bocah Palestina seringkali diinterogasi dengan cara yang kasar oleh para pasukan Israel. Mereka diinterogasi dalam kondisi mata tertutup dan tangan terikat, selain itu mereka juga dilarang untuk tidur.
Banyak bocah-bocah Palestina yang hidup di Tepi Barat berada di balik tembok pemisah Israel. Pelemparan batu terhadap pasukan Israel dan penangkapan bocah Palestina merupakan hal yang sering terjadi di wilayah tersebut.
Israel sering menyatakan dirinya merawat baik bocah-bocah itu. Setiap tahanan bocah di penjara anak tidak boleh ditahan malam hari, pengacara dan orangtuanya harus datang bila ada interogasi.
Menurut Laporan Defence for Children International Palestine, sekira 700 ribu bocah Palestina diadili dan juga ditahan oleh pengadilan militer Israel sejak 2000 silam.
Sebanyak 87 persen dari bocah mengalami kekerasan fisik saat dipengadilan dan 91 persen dari seluruh bocah menjalani interogasi dengan mata tertutup.(rhs/okezone.com)