Trijicon Inc. mengumumkan perubahan kebijakan tersebut pada hari Kamis waktu setempat setelah beredarnya laporan media yang menyebutkan bahwa perusahaan tersebut selama berabad-abad telah memasang berbagai referensi Kristen pada teropong bidik senapan yang dipergunakan oleh militer AS. Perusahaan tersebut mempertahankan praktik tersebut dan berargumen bahwa pihaknya menyertakan sitiran ayat Injil "sebagai bagian dari keyakinan kami untuk melakukan pelayanan terhadap negara."
Akan tetapi, hari ini, setelah korps Angkatan Darat dan Marinir mengatakan bahwa keduanya akan meninjau ulang praktik tersebut – yang cukup membuat terkejut keduanya – pihak perusahaan memilih untuk mengubah praktik yang dilakukannya. Pihak perusahaan mengatakan bahwa hal tersebut dilakukan untuk menjawab kekhawatiran dari Departemen Pertahanan.
Trijicon mengatakan bahwa pihaknya akan menghilangkan referensi semacam itu dari produk-produk militer yang dihasilkan di masa mendatang, demikian halnya terhadap perlengkapan militer yang sudah terlanjur diproduksi namun belum dikirimkan. Trijicon akan mengirimkan alat modifikasi kepada para pasukan AS di medan tempur untuk menghilangkan sitiran Injil yang sudah terlanjur ada.
Stepgen Bindon, presiden dan CEO Trijicon, mengatakan bahwa keputusan tersebut adalah sebuah hal yang "bijaksana dan tepat", akan tetapi ia tidak membeberkan alasan di balik perubahan kebijakan tersebut. Pihak perusahaan juga tidak mengungkapkan apakah teropong bidik untuk senapan berburu juga masih akan tetap dibubuhi sitiran Injil, ketika wartawan beberapa kali berusaha menghubungi perusahaan, telepon tidak diangkat.
Trijicon mempekerjakan lebih dari 250 orang karyawan, mereka memproduksi sistem teropong senapan yang mudah untuk dibidikkan. Dalam beberapa tahun terakhir, Trijicon telah menjual ribuan teropong kepada militer AS, tahun lalu mereka juga mendapatkan kontrak sebesar $33 juta dari Angkatan Laut untuk hal yang serupa, demikian disebutkan oleh Defebse Industry Daly. Pada tahun 2005, Trijicon mendapatkan kontrak bertahun-tahun dengan korps Marinir AS dengan nilai $660 juta.
Referensi dari Alkitab tersebut pertama kali muncul ke permukaan melalui sebuah laporan berita ABC News. ABC mengungkapkan kode-kode yang terdapat pada teropong senapan yang ternyata ada hubungannya dengan sitiran ayat Injil. Misalnya, salah satu teropong bertuliskan kode 2COR4:6, ABC mengatakan bahwa kode tersebut merujuk pada Korintus 2, bab 4, ayat 5. Model teropong senapan populer lainnya bertuliskan kode JN8:12, merujuk pada Injil Yohanes, bab 8, ayat 12, yang mengutip ucapan Yesus, "Akulah terang dunia, barangsiapa mengikuti Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan."
Para pejabat militer awal minggu ini mengatakan bahwa mereka tidak yakin pemasangan kode yang merujuk pada kutipan Injil tersebut melanggar larangan militer mengenai penyebaran agama, karena para prajurit tidak mempergunakan ayat-ayat tersebut secara aktif untuk menyebarkan agama. Namun, seorang juru bicara wanita Korps Marinir mengatakan bahwa ada kekhawatiran mengenai persepsi orang luar terhadap hal tersebut, dan ada rencana untuk membahas persoalan itu dengan Trijicon.
Larangan penyebaran agama tersebut ditetapkan militer AS setelah melakukan invasi di Irak pada tahun 2003.
Kode referensi Injil tersebut memantik kontroversi, senjata-senjata yang dibubuhi kode dipergunakan dalam perang Irak dan Afghanistan.
Kelompok-kelompok Muslim dan kelompok kebebasan beragama mengeluarkan reaksi keras setelah diketahui bahwa Trijicon dikontrak untuk memasok 800.000 teropong "senapan Yesus" tersebut kepada militer AS.
Para kritikus mengatakan bahwa pihak perusahaan telah membahayakan pasukan AS yang ditempatkan di negara-negara mayoritas Muslim, karena kehadiran militer AS sejatinya sudah mendapatkan perlawanan.
Trijicon, perusahaan yang berbasis di Wixicom, Michigan, tersebut mengatakan bahwa pihaknya telah mengukir referensi dari Kitab Perjanjian Baru pada logam pelapis teropong senapan selama hampir dua dekade.
Juru bicara militer, Gary Talman, sebelumnya mengatakan kepada AFP, "kami tidak menyadari ada kode-kode referensi ayat Injil hingga beberapa hari yang lalu". Ia menambahkan bahwa saat ini militer AS memiliki 100.000 teropong bidik.
"Menuliskan referensi keagamaan dalam perlengkapan militer sama sekali bukan merupakan kebijakan Departemen Pertahanan". Visit Video (dn/ut/sh) www.suaramedia.com