SEOUL - Korea Utara (Korut) kemarin menginginkan sebuah pakta perdamaian dengan Amerika Serikat (AS) sebagai prasyarat mengakhiri senjata nuklirnya.
Pyongyang juga meminta sanksi harus dicabut sebelum dimulainya perundingan pemusnahan senjata nuklir. Pernyataan Departemen Luar Korut itu merupakan pertama kalinya sejak utusan khusus AS Stephen Bosworth mengunjungi Pyongyang bulan lalu. Bosworth mencoba untuk membujuk negara komunis itu kembali ke meja perundingan enam negara yang ditinggalkan pada April silam,satu bulan sebelum uji coba nuklir.
Bisa dikatakan, pernyataan Korut itu merupakan langkah maju dalam perundingan enam pihak yang terdiri Korut,Korsel,AS, Jepang, China, dan Rusia. "Kesimpulan pakta perdamaian itu akan membantu mengakhiri hubungan yang memanas antara Korut dan AS dan positif mempromosikan denuklirisasi di Semenanjung Korea pada tempo yang singkat,"demikian pernyataan Deplu Korut.
Korut mengungkapkan bahwa perundingan mengenai pakta perdamaian itu akan dilaksanakan pada forum terpisah atau masuk dalam kerangka perundingan enam negara."Penghapusan penghalang seperti diskriminasi dan ketidakpercayaan dalam bentuk sanksi-sanksi mungkin segara dibicarakan dalam perundingan enam pihak," demikian pernyataan Pyongyang.
Hanya, yang perlu diperhatikan adalah pakta perdamaian itu hanya dengan AS. Pyongyang mengungkapkan, frustrasi dan kegagalan yang berulang dalam perundingan yang dimulai sejak 2003 itu membuktikan bahwa isu itu tidak pernah dibangun tanpa kepercayaan dari berbagai pihak. "Hingga hari ini perundingan justru dihalangi pembatas atas ketidakpercayaan yang disebut sanksi terhadap DPRK (Korut)," demikian pernyataan Korut.
Sementara itu, menurut Kim Yong-hyung, pakar Korut dari Universitas Dongguk di Seoul, proposal Pyongyang sangat tidak realistis." Saya percaya bahwa AS tidak akan menerima usulan tersebut, apalagi Korut berusaha tidak memasukan Korsel dalam perundingan itu," ujarnya kepada AFP.
Bisa dikatakan, menurut Kim, proposal tersebut dilakukan untuk memberikan lebih banyak kelonggaran ketika menggelar perundingan dengan AS atau pun Korsel. Bagaimanapun, Kim menyatakan Pyongyang kemungkinan akan kembali ke perundingan enam pihak meskipun ada prasyaratnya. (AFP/Rtr/BBC/andika hm)(Koran SI/Koran SI/rhs)