Regu penyelamat bersiap di Haiti (Foto: AFP)
NEW YORK - Regu Penyelamat China dituduh bertindak rasis dalam menyelamatkan korban gempa di Haiti. Namun PBB menganggap tuduhan tersebut sebagai sebuah hinaan dan tidak beralasan.
Beberapa pihak menuduh regu penyelamat China yang datang lebih dulu usai gempa berkekuatan 7,0 Skala Richter, lebih memprioritaskan penyelamatan warga China ketimbang menyelamatkan warga Haiti sendiri.
Pascagempa yang melanda Port au Prince 12 Januari lalu, China langsung menurunkan regu penyelamat.
Regu yang terdiri dari 60 orang tersebut langsung bekerja menyelamatkan korban yang terperangkap di bangunan yang runtuh. Dalam prosesnya regu China berhasil mengeluarkan mayat delapan anggota pasukan perdamaian PBB dan warga lokal lain.
Atas tuduhan pilih kasih, Direktur Jenderal Badan Humanitarian PBB, John Holmes menilai tuduhan tersebut tidak beralasan. "Tidak benar tuduhan tersebut. Semuanya dilakukan dengan sebagaimana mestinya," komentar Holmes seperti dikutip Xinhua, Jumat (22/1/2010).
Holmes menambahkan jika tim China memang memimpin saat mencari warga yang terperangkap di Hotel Christopher, tetapi mereka juga mencari ke tempat lain. Di hotel Christopher memang banyak warga China yang bertugas.
Selain menyelamatkan warga, regu penyelamat China juga membangun klinik sementara di area kantor Perdana Menteri Haiti. Pemimpin regu penyelamat China, Huang Jianfa, menyatakan peran tim China akan berlanjut meskipun diterpa isu tak sedap itu.
Upaya regu penyelamat China dalam melakukan tugasnya di Haiti memang diacungi jempol oleh banyak pihak. Sekjen PBB Ban Ki-Moon bahkan memuji langsung tim China yang berangkat lebih dulu dibandingkan regu penyelamat asing. Pujian serupa juga diungkapkan oleh Direktur Badan Humanitarian PBB John Holmes. (faj)(rhs)