+ResistNews Blog - Pasukan Kurdi SDF yang didukung AS mengatakan bahwa operasi militer besar melawan ISIS di Raqqah telah berakhir pada Selasa (17/10/2017) lalu. Menurut SDF, pihaknya tengah berupaya membersihkan sisa-sisa sel tidur dan ranjau di kota tersebut.
Mosul di Iraq mungkin merupakan pusat populasi terbesar yang pernah dimiliki ISIS, namun Raqqah adalah pusat kekuasaan ISIS. Raqqah sendiri menjadi kota utama yang berhasil dikuasai ISIS pertama kali di Suriah.
Raqqah perlahan menjadi pusat operasi global kelompok tersebut, rumah sakit nasional dan stadionnya berfungsi sebagai markas tempat perencanaan operasi serangan terhadap target asing.
Meskipun ada kota-kota lain di padang pasir Suriah yang tetap dikendalikan ISIS, kali ini ISIS tidak lagi memiliki kota besar setelah Mosul dan Raqqah diambil alih. Hal itu secara tidak langsung mendelegitimasi klaim kekhalifahan mereka.
Namun di sisi lain, ISIS akan terus eksis selagi mereka memiliki tempat-tempat untuk bersembunyi. Beberapa di sepanjang Sungai Efrat, di mana pemimpin mereka yang sulit ditangkap dan mungkin terluka Abu Bakar al-Baghdadi diperkirakan bersembunyi.
Selain itu, para analis juga memperkirakan bahwa ISIS kemungkinan akan keluar dari gurun-gurun dan pusat-pusat kota kecil yang dikendalikannya menuju sebuah wilayah yang berada di perbatasan Suriah dan Iraq.
Tetapi yang jelas, militan ISIS masih berada di kota-kota Suriah timur seperti Deir Zour dan Mayadin. Dimana pasukan Assad yang dibantu milisi Syiah dan angkatan udara Rusia tengah mengepung kedua kota itu.
Pertempuran selanjutnya tampaknya akan terbentuk di daerah timur ini, dengan para komandan ISIS tetap menjadi target. Termasuk pemimpin utama mereka, Abu Bakar Al-Baghdadi yang menjadi incaran Washington, Damaskus dan Moskow. [Newsweek/CNN/KIBLAT/ +ResistNews Blog ]