-->

Ajak Indonesia Berantas Kekerasan Atas Nama Agama, Iran Sebaiknya Berkaca


+ResistNews Blog - DIANTARA sebagian isi pertemuan bilateral Presiden Indonesia dengan presiden Iran adalah berkaitan dengan penguatan kerjasama kedua negara dalam masalah pemberantasan kekerasan atas nama agama. Terkait hal itu, Wakil Ketua MIUMI DKI menyebut Iran sedang menepuk jidatnya sendiri, demikian dikatakan kepada Islampos pada Kamis (23/4/2015).

“Mereka bisa dibilang maling teriak maling. Negara yang intoleran dan sektarian juga melakukan tindakan kekerasan kepada rakyat sunni adalah Iran,” tutur Anung.

Anung menjelaskan bahwa hal tersebut bisa dilihat dalam konstitusi Iran. Republik Islam Iran, tambah Anung, adalah suatu rezim yang berdiri diatas Imamah dan pemerintahan terus menerus (pasal 2).

“Dan dalam pasal 12, Agama resmi syiah adalah Islam yang bermadzhab Ja’fari dua belas imam. Dan pasal ini tidak dapat dirubah sepanjang masa,” tegas Anung.

Anung menilai dari pasal tersebut jelas Iran merupakan negara yang keras, radikal dan intoleran. Bahkan, jelas Anung, Iran senantiasa melakukan intervensi dalam urusan negara-negara lain. Anung juga menambahkan bahwa hal itu dalam upaya penyebaran misi mereka, mensyiahkan dunia.

“Kita bisa melihat intervensi mereka dalam kasus di Suriah, Irak, Yaman, Bahrain dan seterusnya. Oleh sebab itu pemerintah Indonesia jangan tertipu oleh tipu daya mereka,” pungkas Anung. [Islampos/ +ResistNews Blog ]