“Dengan diunggahnya gambar pelecehan Islam via media sosial itu menunjukkan kelas seorang Wimar Witoelar yang tidak dewasa, emosional dan sangat ngawur. Lebih tepatnya ini tindakan konyol dan bodoh,” tegas Harits kepada Islampos, Kamis (19/6).
Direktur The Community of Islamic Ideological Analyst (CIIA) ini menambahkan, Wimar juga tidak memahami peta terkait dukungan elemen umat Islam terhadap salah satu pasangan capres-cawapres.
Menurutnya, tidak mungkin HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) berada di belakang barisan Prabowo-Hatta. Begitu juga JAT (Jamaah Anshorut Tauhid) yang direpresentasikan oleh Ustadz Abu Bakar Ba’asyir.
“Saya berani taruhan leher saya untuk ini,” tegas Harits.
Wimar, kata Harits, telah melakukan generalisasi sebagai wujud kekalutan Wimar ketika melihat komponen umat Islam cukup respek kepada pasangan Prabowo-Hatta.
“Ini sekaligus menampakkan sikap paranoid dan kebencian Wimar terhadap kekuatan politik Islam,” kata Harits.
Mendapat serangan dan tak sedikit yang mencaci, Kolumnis media massa ini sempat minta maaf terkait postingannya tersebut.
“Saya minta maaf telah meneruskan gambar yang mengasosiasikan organisasi Anda dengan Prabowo,” kicau Wimar di akun twitternya @wimar.
Anda di sini, disebutkan Wimar, untuk mengucapkan minta maaf kepada Organisasi Masyarakat (Ormas) Muhammadiyah, yang memprotes foto dari postingan Wimar itu. [Islampos/ +ResistNews Blog ]