+ResistNews Blog - Setelah pengepungan selama hampir satu tahun oleh mujahidin Suriah, Penjara Sentral Aleppo, ‘benteng terakhir’ rezim Assad di kawasan utara negeri itu, berhasil dikuasai pada Kamis, (6/02) oleh pasukan pejuang oposisi Suriah yang berjuang untuk menggulingkan Presiden Bashar Assad.
Penangkapan penjara terbesar di wilayah ini, yang diikuti dengan kontrol pasukan oposisi terhadap Rumah Sakit Al-Kindi, diyakini telah mengakhiri keberadaan rezim Assad di kota Aleppo. Penjara Sentral Aleppo digunakan oleh para tentara rezim sebagai pangkalan militer dan untuk memenjarakan para tahanan politik,
Dalam sebuah operasi gabungan yang dilakukan Front Islam dan Jabhah Nusrah, pertama-tama mereka meledakkan kendaraan bermuatan bom di daerah strategis yang dikuasai oleh tentara rezim, mereka kemudian bersama-sama melancarkan operasi berskala besar dan berhasil menguasai penuh penjara itu.
Sekitar 3.500 tahanan, termasuk perempuan dan anak-anak, dibebaskan dan dibawa ke zona aman setelah operasi, tetapi dalam laporan tersebut belum dijelaskan adanya jumlah korban jiwa paska serangan.
Seperti dikabarkan World Bulletin pada Jum’at, 7 Februari 2014, setelah Penjara Sentral Aleppo berhasil dikuasai, wilayah yang membentang dari perbatasan dengan Turki di selatan Aleppo telah sepenuhnya dibebaskan dari kontrol rezim Suriah.
Di antara mereka yang dibebaskan dari penjara adalah tahanan politik yang ditahan sejak awal protes melawan rezim Assad pada 2011.
Desember lalu, 350 tahanan di penjara dibebaskan setelah 10 tahanan mati membeku. Sebelum dikuasai oleh pasukan oposisi, Penjara Sentral Aleppo dikuasai dan dijalankan oleh tentara rezim Assad.
Dikepung sejak Mei 2013
Pasukan oposisi telah menguasai lingkungan sekitar Penjara Sentral Aleppo sejak awal Mei 2013, mereka telah mencoba menyerang dan menguasai penjara untuk membebaskan para tahanan dan mengambil alih bangunan pemerintah tersebut.
Pasukan rezim Suriah mulai mengambil tahanan di dalam sebagai sandera, dan pasukan oposisi harus menghentikan operasi, supaya rezim tidak membunuhi para tahanan.
Pada tahap pertama serangan, kekuatan oposisi belum bisa menguasai penjara itu, karena tentara rezim memagari bangunan penjara dengan tank dan senjata berat.
Kemudian, pasukan oposisi mengepung penjara itu hingga pasukan rezim mengubah strategi. Rezim Assad menjadikan para tahanan sebagai sandera ketika mereka sudah kehabisan amunisi.
Akibat pengepungan yang dilakukan oleh oposisi, para tahanan dan tentara Suriah di penjara tersebut mengalami kekurangan makanan. Bahkan, tentara rezim mengancam akan membunuh para tahanan kecuali oposisi mengirim dalam makanan .
Pasukan oposisi membiarkan bantuan makanan ke dalam penjara dalam jumlah terbatas yang disediakan oleh Bulan Sabit Merah Suriah, dengan syarat tidak ada tahanan yang terbunuh.
Sebelumnya, pasukan oposisi mengatakan bahwa mereka telah menawarkan pada tentara rezim untuk keluar secara aman dari penjara di bawah pengawasan pihak netral sebagai imbalan untuk melepaskan para tahanan dan menyerahkan bangunan Penjara Sentral Aleppo, namun rezim Damaskus menolak tawaran proposal itu.
Pesawat rezim Assad dan helikopter dilaporkan menjatuhkan amunisi yang dibutuhkan oleh tentara rezim Suriah ke dalam penjara melalui parasut.
Penjara Sentral Aleppo terletak di jalan raya utama yang menghubungkan daerah pedesaan utara Aleppo yang dikuasai kubu oposisi menuju pusat kota. [kiblat.net/ +ResistNews Blog ]