blog.resistnews.web.id - Manajemen situs jejaring Sosial ‘Facebook’ memblokir sejumlah akun
yang menentang kudeta militer terhadap Presiden Muhammad Mursi, karena
dinilai mengajak pada aksi kekerasan. Setidaknya 6 akun Facebook yang
menolak kudeta militer selama seminggu ini di tutup dengan tidak wajar.
Akun-akun itu juga mengajak para pendukung Mursi untuk turun ke
jalan-jalan menolak kudeta militer yang sudah berlangsung lebih dari dua
minggu.
Di antara akun-akun terbesar yang diblokir, yang jumlah pengikutnya sampai 650 ribu pengikut adalah akun ‘Anti-Sekulerisme, Aslafi Asahibi dan Tahdzir. Sementara itu, admin akun Anti –Sekulelirsme mengatakan kepada situs berita Rusd bahwa penutupan sejumlah akun penentang kudeta tersebut tidak ada hubungannya dengan sejumlah aduan dari para pengguna Facebook. Bahkan, jika jumlah pengikutnya melebihi 100 ribu orang, sulit untuk ditutup karena aduan para pemiliki akun.
Kemungkinan besar, lanjutnya, penutupan akun-akun tersebut ada hubungannya dengan intelejen dan manajemen Facebook. Pasalnya, dalam beberapa minggu terakhIr akun-akun tersebut menyerukan suara yang sama untuk mendukung Mursi dan menentang kudeta militer.
Ia menambahkan, padahal di sana ada akun-akun lain yang jelas-jelas mengajak kepada kerusuhan, “Halaman 6 April dan lainnya telah mengumumkan sejumlah alamat milik komandan Ikhwanul Muslimin dan menghasut untuk perbuatan anarki di Mayadin dan depan Istana Federal serta menyeru untuk memasuki instalasi pemerintah, dan Facebook tidak melakukan reaksi apapun kepada mereka” tambahnya.
Sebagaimana diberitakan, kudeta militer yang terjadi di Mesir pada 3 Juli lalu masih mendapatkan penentangan yang luas dari masyarakat Islam Mesir. Setiap hari, ratusan ribu warga Mesir keluar melakukan aksi damai menolak kudeta militer dan menuntut pengembalian Mursi ke kursi Presiden. Akan tetapi, aksi damai tersebut di sambut dengan tembakan gas air mata dan peluru tajam. Akibatnya, puluhan pendukung Mursi terbunuh dan ribuan lainnya luka-luka. [kiblat.net/blog.resistnews.web.id]
Di antara akun-akun terbesar yang diblokir, yang jumlah pengikutnya sampai 650 ribu pengikut adalah akun ‘Anti-Sekulerisme, Aslafi Asahibi dan Tahdzir. Sementara itu, admin akun Anti –Sekulelirsme mengatakan kepada situs berita Rusd bahwa penutupan sejumlah akun penentang kudeta tersebut tidak ada hubungannya dengan sejumlah aduan dari para pengguna Facebook. Bahkan, jika jumlah pengikutnya melebihi 100 ribu orang, sulit untuk ditutup karena aduan para pemiliki akun.
Kemungkinan besar, lanjutnya, penutupan akun-akun tersebut ada hubungannya dengan intelejen dan manajemen Facebook. Pasalnya, dalam beberapa minggu terakhIr akun-akun tersebut menyerukan suara yang sama untuk mendukung Mursi dan menentang kudeta militer.
Ia menambahkan, padahal di sana ada akun-akun lain yang jelas-jelas mengajak kepada kerusuhan, “Halaman 6 April dan lainnya telah mengumumkan sejumlah alamat milik komandan Ikhwanul Muslimin dan menghasut untuk perbuatan anarki di Mayadin dan depan Istana Federal serta menyeru untuk memasuki instalasi pemerintah, dan Facebook tidak melakukan reaksi apapun kepada mereka” tambahnya.
Sebagaimana diberitakan, kudeta militer yang terjadi di Mesir pada 3 Juli lalu masih mendapatkan penentangan yang luas dari masyarakat Islam Mesir. Setiap hari, ratusan ribu warga Mesir keluar melakukan aksi damai menolak kudeta militer dan menuntut pengembalian Mursi ke kursi Presiden. Akan tetapi, aksi damai tersebut di sambut dengan tembakan gas air mata dan peluru tajam. Akibatnya, puluhan pendukung Mursi terbunuh dan ribuan lainnya luka-luka. [kiblat.net/blog.resistnews.web.id]

