Dr Ichsanuddin Noorsy tengah mengungkap sejumlah fakta & data |
Pernyataaan pengamat ekonomi ini disampaikan dalam acara bedah buku #Indonesia Tanpa Liberal yang diselenggarakan Masjid Raya Al-Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu malam (11/8/2012).
Noorsy menilai, kelompok liberal tak hanya antek asing, tapi pengkhianat bangsa. “Kalau dalam buku ini disebut sebagai antek asing, kalau saya lebih keras dari itu, saya menyebut mereka sebagai pengkhianat,“ tegasnya.
Di hadapan ratusan hadirin yang memadati ruang utama masjid, Noorsy memaparkan beberapa data terkait keterlibatan asing dalam mengintervensi perekonomian Indonesia. “Kita dijajah di rumah kita sendiri,” tuturnya sambil merunut beberapa hal yang menjadi jualan dalam agenda meliberalkan Indonesia, di antaranya memasarkan paham sekularisme dan pluralisme.
Noorsy yang juga menjadi peserta i’tikaf di masjid tersebut, mengajak umat Islam untuk peduli pada persoalan penjajahan asing dalam bidang ekonomi dan berusaha untuk menjadi bangsa yang mempunyai harga diri. “Biar kita miskin, kita harus punya harga diri,” ucapnya. Ia kemudian menceritakan, betapa Barat mempunyai cara-cara dalam mengkader para aktivis liberal, di antaranya dengan memberikan beasiswa kepada orang-orang yang menjadi partner mereka untuk studi di luar negeri. “Itulah sebabnya, Ulil Abshar Abdalla bisa sekolah di Harvard,” ujarnya.
Kepada hadirin yang kebanyakan peserta i’tikaf, ekonom yang selalu berpenampilan sederhana ini mengatakan, selama ini masyarakat selalu dijejali dengan pemberitaan yang seolah-olah kekerasan fisik itu marak dilakukan umat Islam. Padahal menurutnya, penjajahan dalam bidang pemikiran dan ekonomi, adalah kekerasan yang juga sangat berbahaya.
Noorsy yang malam itu mengenakan sarung dan kopiyah putih mengatakan, perlawanan terhadap dominasi asing harus tetap disuarakan, di antaranya dengan tidak membeli produk-produk mereka. “Kalau kita tahu bahwa produk yang kita beli menjadi sumber dana untuk membunuh saudara-saudara kita, kenapa kita beli?” pungkasnya.
Buku #Indonesia Tanpa Liberal ditulis oleh Artawijaya, wartawan yang juga menggeluti isu-isu pergerakan dan zionisme. Sebelumnya, buku ini dibedah di Toko Buku Walisongo, Jakarta Pusat. Rencananya, untuk mengampanyekan bahaya liberalisme, roadshow bedah buku ini akan terus dilakukan di seluruh Indonesia. (s/salam-online/blog.resistnews.web.id)