Mantan asisten Somalia menteri kesehatan, Osman Libah Ibrahim, mengatakan kepada wartawan Selasa 16/07/2011, bahwa 13 anak-anak kehilangan nyawa mereka dan beberapa orang lain berada dalam kondisi kritis di kamp Hwadag di distrik utara Mogadishu.Press TV melaporkan.
"Mereka meninggal karena kekurangan gizi, diare akut dan campak, sementara puluhan lainnya membutuhkan bantuan segera," kata Osman.
Sementara itu PBB untuk urusan pengungsi pada hari Rabu, 17/07/2011 melaporkan, sampai 100.000 orang pengungsi tiba di Mogadishu selama dua bulan terakhir dalam mencari makanan, tempat tinggal, air, dan bantuan kemanusiaan lainnya setelah melarikan diri dari daerah yang dilanda kelaparan.
"Jumlah ini berkembang dari hari ke hari, dengan rata-rata setiap hari kedatangan 1.000 pada Juli," kata Vivian Tan, juru bicara untuk Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, di Jenewa.
PBB menyerukan tindakan segera untuk menahan kelaparan meluas di Tanduk Afrika, di mana sekitar 12 juta orang membutuhkan bantuan darurat di wilayah yang dilanda kekeringan.
Pekan lalu PBB juga menyatakan terjadi kelaparan di dua bagian selatan Somalia.
Kedua daerah gersang karena kekeringan, konflik kamunal dan kemiskinan, sementara sebagaian puluhan ribu warga Somalia lainnya tewas dalam kelaparan, kondisi yang terburuk lebih dari setengah abad.
Puluhan ribu orang Somalia yang putus asa mencoba untuk melarikan diri dari negeri mereka ke Kenya tetangga atau Ethiopia.
Terletak strategis di Tanduk Afrika, Somalia tetap menjadi salah satu negara menghasilkan jumlah tertinggi pengungsi dan pengungsi internal (IDP) di dunia.
PBB urusan pengungsi melaporkan pada bulan April lalu, bahwa jumlah pengungsi Somalia tiba di negara-negara tetangga selama kuartal pertama tahun 2011 dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010. [Islam Times/on/Press TV]