Unjuk rasa itu digelar di perbatasan dengan Palestina di dekat makam sahabat Nabi Muhammad, Abu Obeida Amer Ben al-Jarrah.
Para peserta menyerukan pada negara-negara Arab dan Islam untuk bergerak cepat menyelamatkan Masjid Aqsa, memperingatkan bahwa kebisuan mendorong Israel untuk melaksanakan skemanya terhadap Masjid Aqsa dan memperluas pemukiman.
Dr. Hammam Said, pemimpin Muslim Brotherhood, menyerukan kepada kaum Muslim untuk mempertahankan Masjid Aqsa.
Ia menolak untuk kembali ke negosiasi dengan Israel karena negosiasi semacam itu hanya berfungsi menutupi kelanjutan Yahudisasi Yerusalem yang dilakukan Israel, dan menekankan bahwa bahasa kekerasan saja dapat memberikan hasil, mengembalikan hak-hak, dan melindungi tempat-tempat suci.
Ia mengecam sikap bias wakil presiden AS Joe Biden terhadap hak-hak Islam dan Arab.
Ia menyerukan kepada para cendekiawan relijius untuk memimpin orang-orang di dalam pertempuran membebaskan Masjid Aqsa dan kepada rezim-rezim Islam dan Arab untuk melawan strategi Yahudisasi sistemik Zionis.
Sheikh Hamza Mansour, ketua Dewan Syura Front AKsi Islam, meminta pemerintah Yordania menutup kedutaan Israel di Amman dan mengecam perjanjian Wadi Araba.
Sebelumnya, Yordania mengecam serbuan pasukan Israel ke Masjid Aqsa pada akhir Februari lalu sebagai sebuah aksi provokasi dan mengatakan bahwa aksi semacam itu akan mengganggu upaya untuk memulai kembali proses perdamaian Palestina - Israel.
"Yordania menolak segala upaya oleh pasukan pendudukan Israel untuk melukai situs-situs suci di wilayah Palestina," ujar menteri negara untuk urusan media dan komunikasi, Nabil Sharif.
"Menyerbu Al Aqsa bertentangan dengan niat komunitas internasional dan aksi semacam itu akan melumpuhkan upaya memulai kembali proses perdamaian untuk mewujudkan stabilitas di kawasan dan mendirikan negara Palestina yang independen dan berdaulat," ujar Sharif.
Sang menteri mengatakan bahwa serangan yang berulangkali dilakukan Israel di lingkungan kota tua Yerusalem dirancang untuk memprovokasi jutaan kaum Muslim dan Arab.
Kecaman atas serangan paling baru terhadap para jamaah juga datang dari sejumlah pejabat dan akademisi, yang mengatakan bahwa itu membuktikan lebih jauh pelanggaran Israel terhadap hukum dan konvensi internasional.
Mereka menyerukan kepada negara-negara Arab dan Islam untuk memikul tanggung jawab dalam mempertahankan tempat-tempat suci Islam di Yerusalem dan wilayah pendudukan.(rin/pic/imra) www.suaramedia.com