-->

Partai Perancis Luncurkan Poster Kampanye Anti-Islam

PARIS (SuaraMedia News) – Partai sayap kanan Perancis, Front Nasional (FN), mengungkapkan poster pemilihannya yang terbaru – sebuah peta Perancis dalam warna nasional Aljazair yang di atasnya berdiri beberapa menara Masjid dan berada di belakang seorang wanita yang wajahnya tersembunyi di balik cadar. "Tolak Islamisme," tertulis di poster itu dalam huruf-huruf hitam besar.

Gambar itu menjadi pusat kampanye FN di kawasan PACA (Provence Alpes Cote d'Azur), di mana pemimpin partainya, Jean-Marie Le Pen, memimpin daftar partai dalam pemilihan regional mendatang pada tanggal 14 maret. Poster yang telah tersebar luas di internet itu akan didistribusikan ke seluruh Perancis.

Kelompok kampanye Perancis, MRAP, telah memulai proses hukum di pengadilan Nanterre untuk mencekal poster tersebut. Pengadilan dijadwalkan akan membuat keputusan pada hari Jumat (12/03), dua hari sebelum pemilihan regional dimulai.

Kelompok anti-rasis lainnya, SOS Racisme, juga telah memulai proses hukum melawan Le Pen, yang harus datang ke pengadilan kriminal di Paris pada tanggal 6 Mei. Kelompok itu mengatakan, "Dengan dalih mengecam ekstremisme relijius, Le Pen jelas-jelas telah memperlihatkan keinginan untuk menimbulkan rasa takut dan penolakan tidak hanya terhadap warga Muslim tapi juga orang-orang keturunan Aljazair yang tinggal di Perancis." Dalam sebuah pertemuan kampanye FN akhir pekan lalu yang dihadiri oleh ribuan pendukung partai, banyak dari mereka yang membawa poster itu, Le Pen berunjuk rasa menentang apa yang ia anggap sebagai "Kehadiran Islamis di Perancis" dan mengatakan bahwa Masjid-masjid "tumbuh seperti jamur" di seluruh penjuru negeri.

Sementara itu, Kelompok anti-rasis Perancis, LICRA, gagal memperoleh keputusan yang menentang distribusi poster itu di pengadilan Marseille dengan aspek teknis bahwa kelompok itu sendiri tidak berbasis di Marseille.

Menyusul kegagalan itu, Menteri Luar Negeri Aljazair, Mourad Medelci, mengajukan protes resmi ke pemerintah Perancis, meminta bekas penjajahnya itu mengambil tindakan tegas untuk mencegah penghinaan terhadap simbol-simbol milik negara lain.

"Kami telah melakukan protes resmi dan kini terserah pemerintah Perancislah untuk  mengambil tindakan yang sepantasnya ketika simbol dari negara asing diinjak-injak seperti itu," ujar Medelci.

Kahled Lasbeur, pengacara Gerakan Melawan Rasisme, memperingatkan akan adanya kerusuhan, demonstrasi, dan pertumpahan darah jika poster itu tidak dicekal.

Poster-poster itu dipublikasikan oleh sayap kepemudaan FN dan awalnya hanya disebarkan di bagian selatan Perancis. Kini poster itu muncul di sejumlah plakat, temnok, dan jembatan di seluruh penjuru Perancis.

Jean-Marie Le Pen, pemimpin veteran sayap kanan berusia 81 tahun itu, mencalonkan diri menjadi presiden PACA dalam pemilihan regional, yang akan berlangsung akhir pekan ini. Jika pengumumannya di masa lalu dapat dipercaya maka ini akan menjadi pencalonannya yang terakhir. Sebelumnya ia telah menyatakan berencana akan penciun, kemungkinan untuk memenuhi permintaan putrinya Marine Le Pen (41), sebelum pemilihan presiden nasional mendatang di tahun 2012. Namun, beberapa hari terakhir ini, ia mengindikasikan bahwa ia mungkin akan kembali mencalonkan diri dalam pemilihan nasional jika ia mendapatkan perolehan yang bagus dalam pemilihan regional.

Dalam jajak pendapat terbaru, Le Pen memimpin dengan perolehan suara sekitar 15%, cukup untuk melanjutkan ke putaran kedua.

Secara keseluruhan, poster-poster itu merupakan sebuah upaya untuk menarik dukungan terhadap partai. Marine Le Pen merespon upaya untuk mencekal poster itu dengan menyebut kelompok-kelompok anti-rasis  sebagai "pembawa tas". Sebuah frase yang digunakan untuk menggambarkan orang Perancis yang mendukung gerakan kemerdekaan Aljazair di akhir tahun 1950an dan awal 1960an namun juga mengandung implikasi "pembawa" bahan peledak. (rin/iw/ie/im) www.suaramedia.com