Terungkap fakta baru yang sebelumnya tersembunyi. Penguasa rezim di Asia Tengah tak henti-hentinnya memaksakan tuduhan tak berdasar pada partai politik Islam global yang menyerukan penegakkan Islam di bawah naungan Khilafah, Hizbut Tahrir. Berbagai fitnah dan penganiayaan terhadap para aktivis gerakan ini terus berlangsung di Asia Tengah. Tetapi, semuanya tidak membuat aktivitas dakwah tersebut berhenti.
Barat yang menyebut dirinya pembela hak asasi manusia dan kebebasan malah mendukung para penguasa diktator tersebut. Mantan Dubes Inggris untuk Uzbekistan, Craig Murray mengatakan, "Dengan dukungan Barat terhadap rezim brutal, kita sedang menciptakan sebuah bow waktu ketidakpuasan di Asia Tengah. Karena Barat mendukung kediktatoran tersebut akan mengambil giliran anti Barat."
Pemimpin oposisi Uzbek, dalam tayangan film dokumenter yang dibuat oleh Michael Anderson yang ditayangkan oleh stasion televisi Al-Jazeera berbahasa Inggris, mengatakan bahwa sekarang ketakutan pada ekstrimisme di Uzbekistan pada skala yang lebih luas. Bukan hanya di kalangan orang-orang religius. Dia memperingatkan bahwa rata-rata para pebisnis, guru, pekerja sedang ditarik ke arah radikalisme.
Kanyebek Mamalatiev, pejabat pada Badan Negara Urusan Agama ketika diwawancarai oleh Anderson, menuduh Hizbut Tahrir melakukan tindakan kekerasan. Ia mengelak jika meningkatnya ekstrimisme karena rezim tidak menjalankan demokrasi.
"Tidak, kita tidak bisa bicara tentang tidak adanya demokrasi. Kami telah memilih cara demokratis. Secara khusus penghormatan terhadap hak asasi manusia. Tapi tentu saja semua orang memahami demokrasi dengan cara mereka sendiri. Jika seseorang berpikir kebebasan beragama adalah untuk melemparkan bom, apakah kita memerlukan agama semacam ini?" katanya.
Ia mengatakan, bahwa Pengadilan konstitusional Kyrgyz telah mendefinisikan Hizbut Tahrir sebagai sebuah organisasi ekstrimis dan dilarang.
"Jika orgnaisas itu tidak punya niat buruk, mengapa mereka mengumpulkan senjata? Granat tangan…," tuduhnya.
Tentu saja, tuduhan palsu tersebut terus dikampanyekan dan diteruskan oleh media penguasa korup yang takut kejahatan mereka terungkap. Tetapi, kebenaranlah yang akan pasti menang.
Perwakilan Hizbut Tahrir di Kyrgyzstan, Dilyor Jumabaev saat diwawancarai oleh Andersoan, menegaskan bahwa Hizbut Tahrir tidak terlibat dalam hal-hal seperti itu.
"Setiap kali ada tindakan keras, lebih banyak orang menjadi anggota Hizbut Tahrir," kata Dilyor Jumabaev.
"Orang-orang muda bisa tertarik kepada siapa kita. Kami duduk bersama mereka dan mempelajari sejarah dan ajaran-ajaran Nabi Muhammad Saw," kata Jumabaev kepada Anderson.
Dia terdiam sebentar, lalu melanjutkan perkataannya. "Dan mereka setuju dengan jalan damai kami," tambahnya lagi sambil dibarengi dengan senyuman kebahagiaan.
Jumabaev menegaskan bahwa banyak dari orang-orangnya di penjara dan mereka sangat produktif.
"Di penjara ada banyak orang-orang kita dan mereka produktif. Ada sejumlah pasukan dari orang-orang kita keluar. Setelah dari penjara, mereka tidak takut sesuatu apa pun. Segera, Insya Allah, kita akan memiliki sebuah Negara Islam. Sebuah Khilafah!" kata aktivis Hizbut Tahrir tersebut.
Saat Michael Anderson menanyakan kepadanya, "Apakah Anda akan menggunakan senjata atau pasukan dalam proses ini?"
Jumabaev, menjawab dengan meyakinkan sambil menggelengkan kepala, "Tidak! Tidak ada jalan! Hanya kekuatan dari Quran."
Demikianlah, rezim korup dengan berbagai cara terus menerus melancarkan tuduhan palsu terhadap para pengemban dakwah untuk menghentikan seruan terhadap syariah dan Khilafah. Barat pun semakin memperlihatkan kepalsuannya dengan mendukung para diktator tersebut. Tetapi, rencana Allah Swt. lebih dahsyat lagi, hingga suatu tiba saatnya pertolongan Allah datang dan Khilafah Rasyidah berdiri kembali. Tak lama lagi. (syabab.com, 24/1/2010)