-->

Presiden Sudan Dilempari Sepatu

Presiden Sudan Omar Al Bashir (Foto: media.2news.tv)

KHARTOUM - Kembali seorang pemimpin negara menjadi korban pelemparan sepatu. Kali ini insiden melanda Presiden Sudan, Omar al Bashir. Saat dirinya menghadiri konferensi publik di Khartoum, Sudan, tiba-tiba sebuah sepatu melayang kearahnya.

Untungnya Presiden yang dituduh melakukan kejahatan perang ini berhasil menghindari dan lolos dari serangan memalukan tersebut. Tidak lama kemudian pelaku pelemparan berhasil diamankan oleh petugas kemananan. Pelaku yang diketahui berusia 40 tahun tersebut merupakan salah satu tamu dalam konferensi publik tersebut.

Pelaku kemudian diidentifikasi sebagai Adil Mohammed Fath al Rahman Mahjub. Pria tersebut diketahui pernah menjadi pejabat di Pemerintahan Sudan dan memiliki penyakit kelainan jiwa. Demikian diberitakan kantor berita SUNA, Selasa (26/1/2010).

"Pelaku ingin menyampaikan pesan kepada Presiden tetapi dicegah oleh petugas penjaga presiden. Petugas mengatakan jika waktu dan tempatnya tidak tepat. Tidak lama kemudian ia melepas sepatunya dan melemparkannya ke arah Presiden," menurut keterangan yang diperoleh dari SUNA.

Selang beberapa lama pelaku yang tidak bersenjata tersebut dirawat di rumah sakit jiwa untuk diketahui kondisi jiwanya. Usai dirawat pelaku akhirnya dikembalikan kepada keluarganya.

Insiden ini mengingatkan kejadian serupa yang pernah terjadi kepada mantan Presiden Amerika Serikat George W Bush pada 14 Desember 2008 lalu. Saat itu seorang wartawan Irak Muntadar Al Zaidi melemparkan sepasang sepatunya ke arah Bush, saat kunjungan terakhirnya ke Baghdad, Irak. Zaidi menyatakan jika aksinya tersebut merupakan "ciuman perpisahan" bagi Bush.

Akibat aksinya tersebut Zaidi dihukum sembilan bulan penjara, namun ia diterbangkan keluar Irak sesaat sesudah dibebaskan untuk menghindari ancaman kekerasan atas dirinya.

Selain Bush, pemimpin negara lain yang pernah dilempari sepatu adalah Perdana Menteri China Wen Jiabao saat kunjungan ke Inggris. Perdana Wen dilempari sepatu oleh seorang mahasiswa saat ia sedang berpidato di Universitas Cambridge. (faj)(rhs)