+ResistNews Blog - Sekitar 25 Sekolah di daerah yang dikendalikan oposisi Suriah telah ditargetkan oleh bom-bom jet-jet tempur Rusia dalam beberapa bulan terakhir, demikian menurut rilis pemerintah interim (sementara) Suriah, dilansir oleh Anadolu.
Pemerintah Interim (sementara) Suriah mengatakan pekan ini bahwa serangan-serangan udara Rusia terutama telah menargetkan wilayah oposisi-oposisi dan umumnya tidak menyerang Islamic State (IS).
Menurut pernyataan resmi Pemerintah Interim Suriah pekan ini, serangan-serangan udara Rusia telah diintensifkan di kota-kota Idlib, Aleppo, Hama dan Homs, di samping juga menargetkan daerah pedesaan di Latakia, Daraa dan bagian selatan Damaskus.
Bahkan kekejaman militer Rusia tak pandang bulu, dan serampangan mmenyasar beberapa fasilitas umum, kesehatan, dan tempat ibadah, seperti Masjid-Masjid, Rumah Sakit, Toko-Toko Roti dan Sekolah-Sekolah, demikian menurut Pemerintah Interim (sementara) Suriah
Sebagaimana diketahui, menurut data PBB, Perang sipil Suriah yang sedang berlangsung hingga kini sejak 2011 telah menewaskan lebih dari 250.000 jiwa dan telah mengubah negara itu menjadi sumber pengungsi dan orang terlantar terbesar di dunia. [panjimas/ +ResistNews Blog ]
Pemerintah Interim (sementara) Suriah mengatakan pekan ini bahwa serangan-serangan udara Rusia terutama telah menargetkan wilayah oposisi-oposisi dan umumnya tidak menyerang Islamic State (IS).
Menurut pernyataan resmi Pemerintah Interim Suriah pekan ini, serangan-serangan udara Rusia telah diintensifkan di kota-kota Idlib, Aleppo, Hama dan Homs, di samping juga menargetkan daerah pedesaan di Latakia, Daraa dan bagian selatan Damaskus.
Bahkan kekejaman militer Rusia tak pandang bulu, dan serampangan mmenyasar beberapa fasilitas umum, kesehatan, dan tempat ibadah, seperti Masjid-Masjid, Rumah Sakit, Toko-Toko Roti dan Sekolah-Sekolah, demikian menurut Pemerintah Interim (sementara) Suriah
Sebagaimana diketahui, menurut data PBB, Perang sipil Suriah yang sedang berlangsung hingga kini sejak 2011 telah menewaskan lebih dari 250.000 jiwa dan telah mengubah negara itu menjadi sumber pengungsi dan orang terlantar terbesar di dunia. [panjimas/ +ResistNews Blog ]