-->

Masyarakat Lebih Khawatir Masalah Ekonomi daripada Bom Sarinah

+ResistNews Blog – Peledakan bom yang disusul dengan penembakan di kawasan Sarinah, Jl. MH Thamrin, Jakarta Pusat, menimbulkan fenomena menarik, yakni reaksi warga yang cenderung tidak takut. Bahkan, kejadian nahas ini malah menjadi tontonan dan tidak sedikit pula yang berselfie ria di lokasi kejadian.

Psikolog Universitas Indonesia (UI), Dewi Haroen memandang hal ini sebagai cermin kejenuhan masyarakat terhadap kejadian heboh yang sudah marak terjadi belakangan ini.

“Karena memang sudah bukan sekali ini bom terjadi. Sudah beberapa kali bom, kemudian masyarakat sudah jenuh, bomnya bukan di sini saja. Sebelumnya sudah ada penangkapan Gafatar, sudah ada ISIS, ini sudah marak sekali di sosial media,” kata Dewi, seperti dilansir dari Okezone, Sabtu (16/01).

Terlebih, jika dibandingkan dengan aksi serupa yang terjadi di Paris 13 November 2015 lalu, teror yang bermula di kedai kopi Starbucks ini hanya menyasar pos polisi dan memakan korban sipil yang lebih sedikit. Reaksi masyarakat yang biasa saja juga diduga karena maraknya pemberitaan seputar kecelakaan kendaraan umum baik bus maupun pesawat terbang yang memakan korban cukup banyak.

“Misalnya, berita kecelakaan bus, pesawat, itu lebih banyak (korbannya). Karena (masyarakat) jenuh, (kejadian ini) ada di mana-mana dan bukan di Indonesia saja. Akhirnya mereka merasa seperti di Lebanon, kita biasa-biasa saja,” terang dia.

Selain itu, fenomena ini menurut Dewi juga menunjukkan bahwa masyarakat sudah apatis. Artinya teror bom ini tidak langsung menyentuh kepentingan pribadinya sehingga tak menjadi kekhawatiran. Beda halnya dengan kenaikan BBM atau tarif listrik yang langsung berdampak pada pemenuhan kebutuhan masyarakat.

“Ada indikasi sudah apatis. Mereka sudah merasa orang yang ditangkap itu enggak habis-habis, akhirnya masyarakat lebih apatis, lebih peduli masalah cari makan mereka, kondisi masyarakat sedang apatis dengan BBM, listrik naik dan kemudian kejadian sehari-hari, tabrakan mobil segala macam, lebih seru,” kata Dewi. [okezone/ +ResistNews Blog ]