+ResistNews Blog - Anggota senior garakan Perlawanan Islam “Hamas” mengungkapkan bahwa organisasinya siap untuk kembali melanjutkan upaya rekonsiliasi damai dengan Fatah yang tertunda karena Otoritas Presiden Mahmoud Abbas enggan melaksanakan sejumlah kesepakatan yang telah ditandatangani.
“Telah ada pengaturan dan upaya mediator yang dilakukan Qatar untuk mengundang keduanya duduk kembali melanjutkan upaya rekosiliasi damai yang disepakati pada 23 April tahun 2014 lalu,” ujar Ismail Ridwan kepada reporter Anatolia dalam wawancaranya pada hari Senin (25/01) .
Ismail Ridwan melanjutkan, “Pertemuan kedua petinggi gerakan Fatah dan Hamas insya Allah akan dilangsungkan segera di ibukota Qatar, Doha,” tanpa mau menyebut pasti kapan tanggal pertemuan tersebut.
Ismail Ridwan membocorkan bahwa organisasinya tidak akan masuk dalam perjanjian baru dengan Fatah, dan hanya akan fokus untuk membahas hambatan dalam kesepakatan yang ditandatangani sebelumnya oleh kedua belah pihak.
Perlu diketahui bahwa upaya rekonsiliasi yang dimoderatori pemerintahan Qatar pada tahun 2014 lalu gagal akibat Mahmoud Abbas yang menjabat sebagai presiden belum mau menetapkan tanggal pasti kapan pelaksanaan pemilu ulang Palestina, sebagai langkah awal membentuk pemerintahan bersama dalam melawan penjajah Zionis Israel. (Anatolia/Ram/eramuslim/ +ResistNews Blog )
“Telah ada pengaturan dan upaya mediator yang dilakukan Qatar untuk mengundang keduanya duduk kembali melanjutkan upaya rekosiliasi damai yang disepakati pada 23 April tahun 2014 lalu,” ujar Ismail Ridwan kepada reporter Anatolia dalam wawancaranya pada hari Senin (25/01) .
Ismail Ridwan melanjutkan, “Pertemuan kedua petinggi gerakan Fatah dan Hamas insya Allah akan dilangsungkan segera di ibukota Qatar, Doha,” tanpa mau menyebut pasti kapan tanggal pertemuan tersebut.
Ismail Ridwan membocorkan bahwa organisasinya tidak akan masuk dalam perjanjian baru dengan Fatah, dan hanya akan fokus untuk membahas hambatan dalam kesepakatan yang ditandatangani sebelumnya oleh kedua belah pihak.
Perlu diketahui bahwa upaya rekonsiliasi yang dimoderatori pemerintahan Qatar pada tahun 2014 lalu gagal akibat Mahmoud Abbas yang menjabat sebagai presiden belum mau menetapkan tanggal pasti kapan pelaksanaan pemilu ulang Palestina, sebagai langkah awal membentuk pemerintahan bersama dalam melawan penjajah Zionis Israel. (Anatolia/Ram/eramuslim/ +ResistNews Blog )