+ResistNews Blog - Senin 1 Desember 2015, pemerintah Gedung Putih menolak rencana Departemen Pertahanan AS yang ingin menutup penjara Guantanamo di Kuba, dan membangunnya kembali di wilayah Amerika Serikat.
Seperti dilansir surat kabar Wall Street Journal dari pejabat tinggi AS yang tidak mau diungkapkan namanya mengatakan, “Gedung Putih menolak rencana ini karena biaya yang terlalu mahal untuk membangunnya kembali di wilayah AS, dan meminta Pentagon meninjau kembali rencana tersebut.”
Menurut informasi Wall Street Journal dari pejabat tinggi AS menyatakan bahwa rencana Pentagon sedikitnya akan menelan biaya sekitar 600 juta dolar AS, termasuk 350 juta dolar AS untuk membangun penjara baru di Amerika Serikat.
Penutupan penjara penjara Guantanamo di Kuba merupakan salah satu janji kampanye Presiden Obama dalam kampanyenya di tahun 2012 lalu, yang kini dilanggar setelah menandatangani UU Pertahanan tahun 2016 pada bulan Oktober kemarin.
Dalam UU Pertahanan tersebut, pemerintah AS melarang Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk mentransfer para tahanan dari Guantanamo ke wilayah AS sampai dengan 31 Desember 2016. (Skynewsarabia/Ram/eramuslim.com/ +ResistNews Blog )
Seperti dilansir surat kabar Wall Street Journal dari pejabat tinggi AS yang tidak mau diungkapkan namanya mengatakan, “Gedung Putih menolak rencana ini karena biaya yang terlalu mahal untuk membangunnya kembali di wilayah AS, dan meminta Pentagon meninjau kembali rencana tersebut.”
Menurut informasi Wall Street Journal dari pejabat tinggi AS menyatakan bahwa rencana Pentagon sedikitnya akan menelan biaya sekitar 600 juta dolar AS, termasuk 350 juta dolar AS untuk membangun penjara baru di Amerika Serikat.
Penutupan penjara penjara Guantanamo di Kuba merupakan salah satu janji kampanye Presiden Obama dalam kampanyenya di tahun 2012 lalu, yang kini dilanggar setelah menandatangani UU Pertahanan tahun 2016 pada bulan Oktober kemarin.
Dalam UU Pertahanan tersebut, pemerintah AS melarang Departemen Pertahanan Amerika Serikat untuk mentransfer para tahanan dari Guantanamo ke wilayah AS sampai dengan 31 Desember 2016. (Skynewsarabia/Ram/eramuslim.com/ +ResistNews Blog )