-->

Para Dokter Bersaksi di DK PBB Terkait Senjata Kimia Rezim Suriah



+ResistNews Blog - DEWAN Keamanan PBB Kamis hari ini (17/4/2015) mendengarkan testimoni dokter Suriah yang berusaha menyelamatkan anak-anak yang terkena serangan gas klorin di provinsi Idlib Suriah, lapor Anadolu Agency.

Lewat dengar pendapat tertutup, para anggota DK PBB ditunjukkan beberapa foto anak-anak sekarat menyusul dugaan serangan senjata kimia di Sarmin, dekat Idlib di Suriah utara pada bulan Maret lalu.

Menurut pengawas internasional Human Rights Watch, lebih dari 200 warga sipil termasuk 20 pekerja pertahanan sipil terkena bahan kimia beracun dalam beberapa serangan bom barel antara tanggal 16 hingga 31 Maret.

Dalam konferensi pers setelah pertemuan dengan para dokter, perwakilan AS untuk PBB Samantha Power mengatakan bahwa semua anggota Dewan Keamanan tersentuh oleh rekaman serta testimoni para dokter.

Power menyerukan adanya tindakan keras terhadap rezim Suriah yang melakukan serangan kimia terhadap warga sipil.

Seorang dokter Suriah bernama Mohammed Tenari mengatakan sebagian besar korban tewas dalam serangan kimia rezim adalah perempuan dan anak-anak. “Suara helikopter terdengar selama serangan,” kata Tenari.

Dokter lain, Zaher Sahlul mengatakan semua anggota dewan termasuk Rusia, China dan Venezuela harus bertanggung jawab atas masalah ini dan menyerukan adanya aksi dari masyarakat internasional.

“Bahkan beberapa perwakilan di dewan menangis sehingga mengubah suasana menjadi sangat emosional ketika melihat foto dan rekaman serta kesaksian para dokter,” kata Sahlul.

Pada hari Jumat besok, para dokter akan mengunjungi delegasi Rusia di PBB dalam upaya membujuk Moskow untuk tidak menggunakan hak vetonya terhadap langkah-langkah yang akan diambil terhadap rezim Suriah.

Pejuang oposisi Suriah telah berulang kali menuduh rezim Assad menggunakan bahan kimia dan senjata beracun terhadap warga sipil sejak Agustus 2013, ketika sebuah serangan tunggal dilaporkan menewaskan lebih dari 1.400 warga sipil.

Namun rezim menyangkal tuduhan ini dan malah justru menyalahkan pihak lawan.[islampos/ +ResistNews Blog ]