Ustadz Ismail memeriksa makanan sebelum dikirim ke tahanan imigrasi Muslim Uighur di Sadao, Thailand Selatan.
+ResistNews Blog - Pada hari terakhir perjalanan tim Road4Peace 6 ke Thailand Selatan, rombongan menemui Ustadz Ismail, Wakil Syekhul Islam (jabatan untuk urusan keislaman di Thailand). Beliau adalah orang yang bertugas mengurusi dan menyerahkan bantuan kepada muslim Uighur dan Rohingya di penjara-penjara, termasuk menangani para pengungsi yang sakit dan meninggal dunia.
Ustadz Ismail dibantu beberapa orang dan istrinya setiap hari memasak makanan dan mengantarkannya kepada Muslim Uighur dan Rohingya di tahanan imigras. Tiap pagi, siang dan sore telah dibuat jadwal rutin untuk mengantarkan makanan kepada mereka.
Namun, ada keistimewaan tersendiri yang didapati tim Road4Peace 6 kala menjumpai pengungsi Uighur.
“Pengungsi Uighur itu berbeda dengan yang lain,” kata Ustad Ismail. “Mereka mengikuti apa kata Amirnya (pemimpin). Bila makanan yang disajikan masih syubhat, mereka tidak akan mau memakannya. Mereka biasa tidak makan satu sampai dua hari kecuali sudah dipastikan makanan yang diberikan halal,” jelasnya kepada wartawan JITU pada hari terakhir perjalanan di Thailand.
Pihak pemerintah Thailand yang menangkap mereka pada awalnya tidak menemukan cara bagaimana agar mereka bisa diberi makan, hingga akhirnya meminta bantuan Ustadz Ismail menyediakan makanan untuk mereka.
Sebenarnya, kata Ustad Ismail, mereka tidak untuk pergi ke Thailand, tetapi hendak ke Turki. Thailand hanya sebagai transit sementara waktu saja. Namun di perjalanan, mereka ditangkap oleh keamanan Thailand. Mereka tidak mau kembali karena akan membahayakan jiwa mereka. Sudah sekitar 40 di antara mereka meninggal karena beberapa sebab, di antaranya sakit dan tidak menemukan makanan.
Istri Ustad Ismail dan Pembantunya menyiapkan menu makan siang untuk pengungsi Uighur di penjara imigrasi Sadao. |
“Alhamdulilllah, misi Road4Peace keenam ini sukses dan mencapai sasaran. Dan gerak kerja seterusnya harus dirancang agar lebih baik,” tambahnya.
Ia mengatakan bahwa perjalanan selama tiga hari tersebut telah membuahkan jalinan yang baik antara sesama muslim nusantara. Ia juga berharap sebelum Ramadhan tahun ini, jalinan baik ini dapat dibawa ke meja bulat dalam pertemuan NGO-NGO Asean di Indonesia, guna mewujudkan kepedulian yang lebih baik kepada sesama Muslim. [R4Peace/ +ResistNews Blog ]