+ResistNews Blog - Menjelang berlangsungnya pertemuan negara penggerak ekonomi global di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Oxfam memperingatkan bahwa peningkatan kesenjangan ekonomi telah “meninggalkan rakyat biasa tidak bersuara dan kepentingan tidak terurus.”
Kekayaan kolektif 1 persen penduduk terkaya di dunia akan melebihi 99 persen kekayaan penduduk dunia pada tahun depan, kecuali langkah-langkah diambil untuk mengatasi kesenjangan, Oxfam memperingatkan menjelang pertemuan Davos tahunan.
Oxfam, sebuah badan amal anti-kemiskinan, merilis sebuah laporan berjudul, “Wealth: Have it All and Wanting More (Orang-orang Kaya: Memiliki Semuanya dan Ingin Lebih),” yang mengungkapkan bahwa 1 persen orang terkaya, yang memiliki kekayaan rata-rata $ 2,7 juta per orang dewasa pada tahun 2014, telah melihat melambungnya kekayaan mereka lebih lanjut, meningkat dari 44 persen pada 2009 menjadi 48 persen pada tahun 2014.
Pada tingkat ini, penduduk terkaya yang berjumlah 1 persen, menjadi titik fokus kemarahan publik selama berlangsungnya protes Occupy Wall Street tahun 2011, dimana mereka akan memiliki lebih dari 50 persen kekayaan dunia pada tahun 2016.
Direktur Eksekutif Oxfam Winnie Byanyima, yang akan menjadi wakil ketua simposium Davos, mengatakan dia akan menarik perhatian pada fakta suram bahwa “satu dari sembilan orang tidak memiliki cukup uang untuk membeli makan dan lebih dari satu miliar orang masih hidup dengan pendapatan kurang dari $ 1,25 per hari , “katanya kepada The Guardian.
Tahun lalu, Oxfam melaporkan bahwa 85 orang terkaya di dunia memiliki kekayaan yang sama dengan kekayaan 50 persen (3,5 miliar orang) orang termiskin. Tahun ini, Oxfam mengatakan kenyataannya bahkan lebih mengkhawatirkan, dimana hanya 80 orang yang memiliki jumlah kekayaan yang sama dengan lebih dari 3,5 miliar orang.
Sektor-sektor korporasi menghabiskan $ 550.000.000 untuk “melobi para pembuat kebijakan di Washington dan Brussels pada tahun 2013.”
Badan amal itu mengatakan kekayaan 80 orang super-kaya meningkat dua kali lipat antara tahun 2009 hingga 2014, dan bahwa kekayaan itu digunakan oleh mereka untuk memajukan kepentingan mereka sendiri, biasanya dengan melobi pemerintah. (rt.com/ +ResistNews Blog )