-->

Sowan ke Moskow, Rezim Assad Diguyur Uang dan Senjata Canggih



+ResistNews Blog - Ada dua hal penting yang dibicarakan Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moallem saat berkunjung ke Moskow, Rabu (26/11/2014).

Menurut Deutsche Welle, pertama adalah pembelian senjata peluru kendali anti kapal terbang S-300 bikinan Rusia dan permintaan utang sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp12 triliun yang digunakan untuk menstabilkan mata uang Suriah. “Kami ingin peralatan perang yang berkualitas,” tutur Walid dalam wawancaranya dengan harian Lebanon.

Meski tak dirinci, namun pembelian senjata anti-kapal terbang itu telah disepakati pada 2010 silam. Jauh sebelum perang saudara berkecamuk.

Selain itu, Suriah akan menerima peralatan perang lain dari Rusia, di antaranya peluncur roket multi ganda dan truk pembawa sistem radar canggih. Menurut berita lokal, sejumlah truk sistem radar telah tiba di Suriah.

“Kami harus mempersiapkan diri,” kata Walid. “Kami juga tak tahu apa rencana Barrack Obama,” ujarnya menambahkan. Walid memang menyindir pemimpin AS yang kerap kali mengancam hendak melakukan serangan militer, menggulingkan Bashar Al-Assad dari tampuk pemerintahan Suriah.

Sedangkan pinjaman utang senilai US$1 miliar atau sekitar 800 juta Euro itu, tampaknya belum bisa dipenuhi seluruhnya oleh Rusia. Sebab, Mei lalu, Moskow telah menyuntik dana sebesar 46 juta Euro dari total sebesar 240 juta Euro.

“Moskow tengah memilah-milah sumber keuangannya sendiri,” tutur Dmitri Tenin dari Pusat Carnegie Moskow. Beruang Merah itu mengalami krisis ekonomi karena membiayai aksi agresi militernya ke Crimea, juga ke Abkhazia dan merosotnya harga minyak dunia.

Bagaimanapun, Russia masih berpikir panjang, karena khawatir peralatan militernya itu bakal jatuh ke tangan IS. “Konsekuensinya sangat tinggi,” kata Dmitri Tenin. Lain halnya bila AS memutuskan untuk menyerang Damascus.

Karena itu, masih ada peluang krisis Suriah diselesaikan di meja perundingan. Moskow dikabarkan juga memberi kesempatan kelompok oposisi dan pejabat Suriah melakukan negosiasi di Moskow. [lasdipo/ +ResistNews Blog ]