![]() |
Pernikahan di pengungsian Gaza (Today’s Opinion) |
Seperti diberitakan Today’s Opinion, Rabu (13/8/2014), Umar tinggal di sebuah sekolah di kamp Syathi’, sebelah barat kota Gaza. Sedangkan Hibbah tinggal di sebuah sekolah di Bait Lahiya, sebelah utara kota Gaza. Rumah kedua mempelai ini sama-sama sudah hancur dalam serangan Israel selama lebih dari sebulan ini.
Pernikahan keduanya dilakukan di pusat pengungsian yang didirikan oleh United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) di kamp Syathi’, sebelah barat kota Gaza. Pesta pernikahan juga disponsori oleh UNRWA. Walaupun Gaza masih penuh dengan kesedihan, pesta pernikahan yang sederhana itu mampu memberikan sekilas kebahagiaan kepada para hadiri, termasuk beberapa pejabat UNRWA.
Ayah Hibbah, Riyadh Fayyadh (50 tahun) mengatakan, “Aku menikahkan putriku yang masih gadis dengan cara seperti ini agar kita semua bisa melanjutkan kehidupan kita seperti biasa. Serangan Israel tidak boleh menghentikan kehidupan kita. Keluarga tidak boleh dicerai-beraikan. Kami akan melanjutkan kehidupan kami secara normal. Aku menikahkan putriku untuk mengatakan kepada Israel, apapun yang kalian lakukan kepada kami, kami tetap akan melanjutkan kehidupan kami.” (msa/dakwatuna/ +ResistNews Blog )