Ali As-Sistani (wikimedia.org) |
+ResistNews Blog - Wakil presiden Irak, Thariq Al-Hasyimi, Senin (16/6/2014) kemarin, memperingatkan terjadinya perang antar kelompok yang menyeluruh di Irak dan dunia Arab. Hal itu karena pada Jumat lalu ulama tertinggi Syiah, Ayatullah Ali As-Sistani, mengajak seluruh penganut Syiah untuk mengangkat senjata.
Seperti dilansir Al-Quds Al-Arabi, Al-Hasyimi yang saat ini selalu berada di Turki atau Qatar, mengatakan, “Jika dibiarkan, kondisi akan bertambah buruk. Akan terjadi perang antar kelompok secara menyeluruh di seluruh Irak dan luar Irak. Fatwa Ayatullah Ali As-Sistani bagaikan menyiram minyak ke dalam api. Muslim Sunni di seluruh Arab akan melakukan reaksi. Kalau demikian, benar-benar akan terjadi perang Sunni-Syiah di seluruh Arab.”
Al-Hasyimi, yang dijatuhi hukuman mati pada tahun 2012 lalu itu, menambahkan, “Kita harus mencegah hal itu. Kita harus berusaha sekuat tenaga mencegah pertumpahan darah. Ini tanggung jawab seluruh pihak, terutama PBB. Nuri Al-Maliki harus turun dari jabatannya, dan masyarakat dunia harus melakukan intervensi.”
Menurutnya, banyak pihak mengkritik Nuri Al-Maliki terlalu menguasai militer dan polisi. Al-Maliki menggunakannya untuk memerangi Sunni dan oposisi lainnya. Dengan mudah oposisi ditangkap dan dimasukkan ke penjara.
“Jika Al-Maliki tidak turun, dan masyarakat dunia tetap diam, hal itu akan semakin menumbuhkan kelompok-kelompok garis keras. Bukan kami yang menciptakan Negara Islam di Irak dan Syam (ISIS) ataupun Al-Qaidah. Tapi mereka yang membiarkannya lahir, dan kezhaliman menumbuhkannya semakin cepat.” (msa/dakwatuna/ +ResistNews Blog )
Seperti dilansir Al-Quds Al-Arabi, Al-Hasyimi yang saat ini selalu berada di Turki atau Qatar, mengatakan, “Jika dibiarkan, kondisi akan bertambah buruk. Akan terjadi perang antar kelompok secara menyeluruh di seluruh Irak dan luar Irak. Fatwa Ayatullah Ali As-Sistani bagaikan menyiram minyak ke dalam api. Muslim Sunni di seluruh Arab akan melakukan reaksi. Kalau demikian, benar-benar akan terjadi perang Sunni-Syiah di seluruh Arab.”
Al-Hasyimi, yang dijatuhi hukuman mati pada tahun 2012 lalu itu, menambahkan, “Kita harus mencegah hal itu. Kita harus berusaha sekuat tenaga mencegah pertumpahan darah. Ini tanggung jawab seluruh pihak, terutama PBB. Nuri Al-Maliki harus turun dari jabatannya, dan masyarakat dunia harus melakukan intervensi.”
Menurutnya, banyak pihak mengkritik Nuri Al-Maliki terlalu menguasai militer dan polisi. Al-Maliki menggunakannya untuk memerangi Sunni dan oposisi lainnya. Dengan mudah oposisi ditangkap dan dimasukkan ke penjara.
“Jika Al-Maliki tidak turun, dan masyarakat dunia tetap diam, hal itu akan semakin menumbuhkan kelompok-kelompok garis keras. Bukan kami yang menciptakan Negara Islam di Irak dan Syam (ISIS) ataupun Al-Qaidah. Tapi mereka yang membiarkannya lahir, dan kezhaliman menumbuhkannya semakin cepat.” (msa/dakwatuna/ +ResistNews Blog )