+ResistNews Blog - Peredaran dan konsumsi minuman keras (miras) di Indonesia saat ini sudah mengkhawatirkan. Berdasarkan survei online yang dilakukan Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM) di 48 kabupaten/kota di Indonesia,dari 1.102 responden, 80 persen menyatakan miras dijual bebas di toko dan minimarket dekat lingkungan tempat mereka tinggal.
Sebagai salah satu upaya kampanye bahaya miras, Fahira Idris menulis buku yang berjudul “Say No, Thanks”. Dalam press conference bukunya di Warung Daun, Cikini, Senin, (3/3/2013), Ketua GeNAM itu mengatakan bahwa tujuan utama ditulisnya buku ini agar anak-anak bangga dan tanpa merasa malu say no, thanks ketika ditawarkan temannya untuk minum miras.
“Buku ini adalah buku pertama di Indonesia yang berbicara tentang anti miras khususnya untuk generasi muda,” papar salah satu wanita informatif dan invatif 2013 versi fimela.com ini.
“Buku-buku sejenis yang ada selama ini imungkin sulit dipahami anak-anak, jadi saya berharap buku ini dapat dibaca anak-anak SMP,SMA,perguruan tinggi,dan juga tentunya wajib dibaca oleh orang tua dan pendidik agar sadar bahaya miras,” tambahnya.
Fahira Idris menjelaskan contoh bahaya minum miras diantaranya bisa meninggal dunia karena miras oplosan, kemudian tidak hanya menabrakkan dirinya,tapi juga orang lain sehingga jadi banyak korban, dan diperkosa oleh temannya sendiri.
Lebih lanjut, sebagai langkah konkret, Fahira Idris akan mengadakan kerjasama antara GeNAM dengan Akademi Trainer Indonesia untuk mencetak trainer-trainer antimiras yang akan terjun ke masyarakat.
“Mudah-mudahan buku ini bermanfaat khususnya generasi muda Indonesia karena visi GeNAM pada tahun 2025,generasi muda Indonesia bebas dari miras,” ujarnya. [Islampos/ +ResistNews Blog ]