Bruce Buckheit, mantan Direktur Divisi Air Enforcement EPA |
Menurutnya, saat ini Indonesia terlalu bergantung pada batu bara, terlihat dari semakin banyak penambangan batu bara dan pihak-pihak yang memanfaatkan batu bara Indonesia sebagai sumber energi.
"Benar, batu bara ada di sana (bumi) untuk dimanfaatkan manusia. Tetapi seperti bisa dilihat, batu bara sangat buruk bagi kesehatan, terutama bagi paru-paru. Tiongkok sudah mengalaminya. Sejak tahun 2012 lalu [negara itu] secara tegas akan mengurangi pemakaian batu bara. Jadi, cobalah berhenti dan beralih ke (sumber) energi lain," kata Buckheit dalam diskusi tentang bahaya batu bara di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (23/2).
Menimbang keadaan di Indonesia, Bruce menyarankan dua sumber energi terbarukan sebagai alternatif, yaitu angin dan matahari. Untuk melakukan peralihan sumber energi itu memang tak mudah, karena mustahil menghapus 100% ketergantungan pada batu bara, yang adalah sumber energi sekaligus penopang ekonomi.
Meski dari pandangan Buckheit, Indonesia bisa melakukan peralihan energi dengan coba memakai sumber energi terbarukan dengan porsi kecil, misal memulainya dengan 10%. Hal ini tidak mustahil karena negara lain, seperti Jerman, juga pernah melakukannya.
"Jika konsisten, dalam beberapa puluh tahun kondisinya sudah bisa berbeda. Tak perlu sampai ratusan tahun. Dalam 30 tahun bisa mengembalikan kondisi seperti 10 tahun lalu," kata pria yang pernah menjabat sebagai Direktur Divisi Air Enforcement EPA periode 1996-2003 tersebut.
Bruce tak membantah, akan ada pihak-pihak yang sengaja menghalangi niat itu. Apalagi mereka yang punya kepentingan finansial dengan sumber energi lain yang tak terbarukan. Namun, halangan itu pun bukan tak mungkin diatasi.
"Ajak orang-orang kaya yang baik untuk berinvestasi di energi terbarukan. Mereka pasti bisa melawan orang-orang kaya lain yang coba menghalangi," saran Buckheit. [beritasatu.com/ +ResistNews Blog ]