Dalam sebuah pernyataan yang dimuat di situsnya pada hari Jumat, Ikhwanul Muslimin memibandingkan respon cepat negara-negara Barat untuk mengakhiri masalah konflik di Ukraina dibanding untuk mengakhiri pertumpahan darah di Mesir, demikian laporan Press TV.
Pernyataan itu menunjuk ancaman sanksi oleh AS dan Uni Eropa terhadap Ukraina, dan peringatan oleh Gedung Putih agar tentara Ukraina untuk tetap netral. Menurut Ikhwanul Muslim, perhatian negara Barat terhadap pada Mesir sangat kurang.
"Ini menunjukkan standar ganda Barat ketika berkaitan dengan krisis Ukraina dan krisis Mesir," kata pernyataan itu.
Ikhwanul Muslimin juga mengkritik pejabat Barat yang mendukung pemerintahan hasil kudeta di Mesir.
Mesir telah mengalami kekerasan tak henti-hentinya sejak Juli lalu, ketika tentara menggulingkan presiden terpilih pertama negara itu, Mohamed Muorsi, membekukan konstitusi dan membubarkan parlemen. Militer juga mengangkatd kepala Mahkamah Agung Konstitusi Adly Mahmoud Mansour sebagai presiden interim baru. [muslimdaily.net/ +ResistNews Blog ]