AS dan Iran saling bahu membahu perangi Al-Qaidah di Iraq.
Di saat perjanjian nuklir masih jauh dari implementasi setelah sebulan ditandatangani di Jenewa, Amerika Serikat dan Iran sedang bergerak menuju tahap kedua dari pemulihan hubungan mereka.
Saat ini, mereka tengah berjuang bersama-sama untuk menghancurkan Al-Qaidah di Irak, lapor sumber-sumber militer eksklusif DEBKAfile.
Dua pekan lebih, Irak berjuang melakukan serangan besar untuk menghentikan Al-Qaidah, sebuah tantangan militer besar pertama bagi para jihadis dalam enam tahun terakhir. Tiga pasukan yang berjuang bersama Irak ialah Amerika Serikat, Brigade Al-Quds Iran dan tentara Suriah.
Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) bersama Jabhah Nusrah telah menyatakan jihad untuk tujuan ini di bawah komandan mereka Abu Bakar Al-Baghdadi dan Abu Muhammad Al-Jaulani.
Provinsi Anbar, Irak Barat menjadi arena pertempuran jarak dekat paling sengit. Provinsi ini merupakan perbatasan Irak dengan Suriah dan Yordania.
Untuk mengatasi keunggulan milisi Al-Qaidah dalam hal kecepatan dan serangan kejutan, AS telah mengirimkan rudal SAM (Surface to Air Missile) Hellfire kepada tentara Irak. Mereka sudah menggunakannya terhadap kamp-kamp Al-Qaidah di perbatasan Suriah. Selanjutnya, Washington juga mengirimkan pesawat tak berawak ScanEagles yang kecil dan berdaya tahan lama. Drone ini paling cocok untuk bertempur di lembah-lembah curam kawasan Anbar dan semak-semak halohytic (semacam tumbuhan bakau, red) yang melapisi sungai Efrat.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada 26 Desember 2013 mengatakan, “Terjadi perubahan sikap di negara-negara Barat, mereka menjadi lebih realistis dalam pendekatan mereka terhadap krisis Suriah. Ancaman terorisme di Suriah, kelompok jihadis semakin menyongsong kekuasaan, menciptakan khalifah dengan hukum ekstremis, ini adalah masalah utama.”
Setelah masalah senjata kimia Suriah diselesaikan pada bulan September, kerjasama Rusia-Iran-Amerika akan semakin kuat. Perang bersama AS-Iran terhadap Al-Qaidah semakin memperkuat cengkeraman Teheran terhadap Irak serta Suriah.
Layak dicatat bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin juga berharap Al-Qaidah menjauh dari Olimpiade Musim Dingin di Sochi. Sebuah ancaman yang selalu membayangi Rusia, terutama saat seorang pembom bunuh diri berkebangsaan Dagestan pada Ahad, 29 Desember 2013 meledakkan stasiun kereta api di selatan kota Volgograd, membunuh ratusan orang.
Motivasi lain bagi Presiden AS Barack Obama adalah sebuah harapan berkolaborasi dengan Teheran dan Moskow untuk melakukan hal yang serupa di arena Afghanistan. [kiblat.net/ +ResistNews Blog ]