-->

Mujahidin Suriah Berduka, Pimpinan Liwaa At Tawhed Gugur Akibat Lukanya Di Pertempuran

+ResistNews Blog - Pucuk pimpinan salah satu kelompok Jihad terkuat di Suriah, Brigade Liwaa at Tawhed bernama Abdul Qadir Saleh pada Senin (18/11/2013) dikabarkan telah gugur syahid menyusul luka berat yang didapatkannya ketika berjuang mempertahankan Aleppo dari gempuran tentara rezim Assad dan milisi Syiah Hezbollah.
Sebelumnya, pada Kamis Malam (14/11/2013) laporan mengejutkan datang dari para Aktivis Media Suriah via jejaring Sosial Twitter, mengatakan bahwa 2 pucuk pimpinan Liwaa at Tawhed, Abdul Aziz Salamah dan Abdul Qadir Saleh terluka di tengah pertempuran sengit di Aleppo.
Keduanya terluka setelah rezim Assad melancarkan upaya pembunuhan melalui serangan udara yang menargetkan mobil yang sedang dikendarainya di dekat sebuah Sekolah Infanteri Aleppo, lansir Zaman Alwasl pada Kamis (14/11/2013).
Kabar yang beredar diantara para Aktivis Media Suriah, mereka telah diincar lama sebelumnya. Rezim menanamkan mata-mata di sekitar markas Liwaa at Tawhed. Beberapa saat setelah penyerbuan, Mujahidin menyisir sekitar lokasi insiden dan menangkap sejumlh orang yang dicurigai sebagai kaki tangan Bashar Assad.
Abdul Qadir Saleh berumur kurang lebih 33 tahun, berasal dari Halab, Aleppo, Suriah. Ayah dari 5 orang anak ini dulu pernah bekerja menjadi Tentara Suriah, sebelum kemudian keluar dan memutuskan untuk membuka bisnis dagang sekaligus berdakwah.
Ia sedari awal sudah terlibat dengan segala macam kegiatan yang membangkitkan revolusi bersenjata di Suriah. Dari aksi demonstrasi damai, hingga dipilih menjadi seorang komandan batalyon perlawanan, dan akhirnya menduduki tampuk kepemimpinan Liwaa at Tawhed.
Dikenal sebagai  pemimpin yang kharismatik dan pembawaannya yang kuat menghantarkannya meraih popularitas kuat di berbagai kota Suriah terutama Aleppo. Rezim Bashar Assad sampai menghargai kepalanya sebesar 200.000 Dollar bagi siapa saja yang bisa menangkap atau membunuhnya.
Ia memiliki hubungan dekat dan amat baik dengan kelompok jihad lain, baik ISIS, Jabhat al Nusrah, dan Ahrar Syam. Meski kadang terjadi friksi tertentu juga perbedaan pendapat, tapi Liwaa at Tawhed masih bisa menjaga kekompakan barisan dengan kelompok lainnya di medan tempur.
Selepas kepergiannya, banyak mengalir ucapan bela sungkawa dan doa dari mujahid-mujahid lintas kelompok Islamis di Suriah.
Liwaa at Tawhed termasuk dalam daftar 13 Faksi Mujahidin yang menolak gagasan negara Demokrasi ala Barat SNC dan menyatakan keinginan membentuk Suriah baru di bawah naungan Syari’ah Islam.
Sebelum kesyahidannya –InsyaAllah-, ia ikut bertempur bersama pasukannya merebut kembali markas Brigade 80 yang direbut tentara rezim. Semoga Allah menerimanya di barisan para syuhada’. Aamiin. [zamanaswasl/shoutussalam.com/ +ResistNews Blog ]