
“Jika mau kencan silahkan,” katanya kepada Islampos.com, Ahad (28/7).
Sarjo menambahkan para penghuni Alaska tidak ada yang berasal dari daerah Sukorejo maupun Patean. Mereka mayoritas datang dari luar Kendal di antaranya Jawa Barat, Jawa Timur, maupun kota-kota di Jawa Tengah.
“Kalau orang Kendal, pasti malu kerja di sini,” ujarnya.
Sarjo memahami menjadi mucikari adalah pekerjaan yang haram. Islam melarang hambanya untuk melakukan praktek seks bebas (zina). Maka dia siap untuk menutup kompleks pelacuran ini.
“Kami tidak masalah tutup. Bulan puasa kami tutup. Jadi tidak benar Alaska tetap buka di bulan ramadhan,” tukasnya.
Terkait adanya satu-dua wanita yang masih Islampos.com temui di Alaska, Sarjo menyebut jika mereka adalah warga Alaska.
“Jadi memang masih ada ceweknya. Karena Alaska adalah rumah kami,” paparnya.
Menurut penuturan warga sekitar, Alaska tetap buka di bulan puasa. Caranya pihak mucikari sengaja menaruh pengumuman tutup di pintu masuk, namun para pria hidung belang masuk melalui pintu belakang.
“Motornya langsung dimasuki lewat belakang. Jadi gak kelihatan orang,” kata Yudi, warga sekitar Alaska.
Lebih lanjut Yudi mengakui jika aktivitas Alaska mmenurun drastis selama bulan suci. Kegiatan Karaoke yang biasanya memekakkan telinga warga, tiba-tiba saja berhenti beraksi. Namun untuk dibilang tutup 100 %, tidak benar sama sekali.
“Kerja mereka memang gituan kok mas, jadi gak mungkin tutup,” ujarnya tertawa kecil.
[Pz/Islampos/ +ResistNews Blog ]