blog.resistnews.web.id - Grup Bakrie lewat mesin usahanya, PT Multi Capital, diyakini masih 
ingin menunggangi pemda Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mendapatkan 
tujuh persen saham divestasi terakhir PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). 
Ini demi mengambialih tongkat pengendali Newmont dari tangan Nusa 
Tenggara Partnersip BV, selaku investor asing.
Direktur Eksekutif lembaga riset Katadata Metta Dharmasaputra mengatakan, saat ini, Multi Capital yang bersama PT Daerah Maju Bersaing (DMB) membentuk konsorsium PT Multi Daerah Bersaing (MDB) telah memiliki 24 persen saham divestasi Newmont.
Jika berhasil mengambil saham divestasi terakhir sebesar tujuh persen, maka saham MDB di Newmont bertambah menjadi 31 persen.
"Sementara Newmont asal Amerika tak lagi memegang kendali, lantaran saham mereka tinggal 27,5 persen," kata Metta saat ditemui dikantornya, Jakarta, Rabu (17/7). Sebagai informasi, PT DMB adalah perusahaan yang dibentuk oleh Pemprov NTB, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa.
Menurut Metta, ketiga pemda di NTB itu bakal bersedia ditunggangi oleh Grup Bakri. Pasalnya, Grup Bakrie sudah mengiming-imingi mereka dengan dana segar sebesar USD 3 juta per tahun sampai 31 persen saham Newmont berhasil digenggam.
Hal itu didasari oleh MoU yang sudah ditekan oleh Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, dan Provinsi NTB dengan Bumi Resources milik Bakrie, pada 2007. Bahkan, sejak lima tahun ini, Grup Bakrie sudah menggelontorkan dana talangan mencapai USD 36,2 juta.
"Ada perjanjian bakrie pada daerah, pemda dapat USD 3 juta per tahun. Jadi nanti kalau Bakrie ikut beauty contest, kemungkinan besar dapat," katanya.
Sekedar mengingatkan, di PT MDB, Pemda hanya memiliki saham 25 persen, sementara sisanya sebesar 75 persen dimiliki Multi Capital. Berdasarkan itu, Multi Capital memiliki saham sebesar 18 persen di Newmont, sementara ketiga pemda hanya memiliki saham enam persen.
Ketiga pemda itu sejatinya dirugikan dalam proses divestasi 24 persen saham Newmont yang berlangsung selama 2006-2009. Soalnya, sebagai salah satu pemilik saham Newmont, pemda selalu terlambat dalam menerima dividen.
Laporan audit PT Bumi Resources, memerlihatkan bahwa deviden Newmont terlebih dulu masuk ke rekening perusahaan milik Bakrie tersebut, baru berapa bulan kemudian di transfer ke rekening masing-masing pemda.
Sebagai gambaran, dividen 2009 sebesar Rp 6,436 miliar baru diterima pemda setahun setelahnya. Kemudian, dividen 2010 sebesar Rp46,240 miliar juga diterima pemda setahun kemudian. [merdeka.com/blog.resistnews.web.id]
Direktur Eksekutif lembaga riset Katadata Metta Dharmasaputra mengatakan, saat ini, Multi Capital yang bersama PT Daerah Maju Bersaing (DMB) membentuk konsorsium PT Multi Daerah Bersaing (MDB) telah memiliki 24 persen saham divestasi Newmont.
Jika berhasil mengambil saham divestasi terakhir sebesar tujuh persen, maka saham MDB di Newmont bertambah menjadi 31 persen.
"Sementara Newmont asal Amerika tak lagi memegang kendali, lantaran saham mereka tinggal 27,5 persen," kata Metta saat ditemui dikantornya, Jakarta, Rabu (17/7). Sebagai informasi, PT DMB adalah perusahaan yang dibentuk oleh Pemprov NTB, Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa.
Menurut Metta, ketiga pemda di NTB itu bakal bersedia ditunggangi oleh Grup Bakri. Pasalnya, Grup Bakrie sudah mengiming-imingi mereka dengan dana segar sebesar USD 3 juta per tahun sampai 31 persen saham Newmont berhasil digenggam.
Hal itu didasari oleh MoU yang sudah ditekan oleh Kabupaten Sumbawa Barat, Kabupaten Sumbawa, dan Provinsi NTB dengan Bumi Resources milik Bakrie, pada 2007. Bahkan, sejak lima tahun ini, Grup Bakrie sudah menggelontorkan dana talangan mencapai USD 36,2 juta.
"Ada perjanjian bakrie pada daerah, pemda dapat USD 3 juta per tahun. Jadi nanti kalau Bakrie ikut beauty contest, kemungkinan besar dapat," katanya.
Sekedar mengingatkan, di PT MDB, Pemda hanya memiliki saham 25 persen, sementara sisanya sebesar 75 persen dimiliki Multi Capital. Berdasarkan itu, Multi Capital memiliki saham sebesar 18 persen di Newmont, sementara ketiga pemda hanya memiliki saham enam persen.
Ketiga pemda itu sejatinya dirugikan dalam proses divestasi 24 persen saham Newmont yang berlangsung selama 2006-2009. Soalnya, sebagai salah satu pemilik saham Newmont, pemda selalu terlambat dalam menerima dividen.
Laporan audit PT Bumi Resources, memerlihatkan bahwa deviden Newmont terlebih dulu masuk ke rekening perusahaan milik Bakrie tersebut, baru berapa bulan kemudian di transfer ke rekening masing-masing pemda.
Sebagai gambaran, dividen 2009 sebesar Rp 6,436 miliar baru diterima pemda setahun setelahnya. Kemudian, dividen 2010 sebesar Rp46,240 miliar juga diterima pemda setahun kemudian. [merdeka.com/blog.resistnews.web.id]
 

