Peristiwa terjadi pada Senin (7/1/2013) saat tentara boneka Mali melakukan patroli di luar kota Kona dekat kota Mopti, ketika ketegangan meningkat dan para Mujahid bergerak semakin dekat ke daerah-daerah yang masih berada di bawah kendali pemerintah lemah Mali.
Konvoy Mujahidin dengan bersenjata lengkap dilaporkan menuju wilayah Mopti, di mana pasukan pemerintah Mali telah disebar, ujar seorang pejabat Mali kepada Reuters.
"Para pemberontak telah maju dan terlihat di beberapa tempat. Kami menunggu mereka. Jika mereka menyerang kami, kami akan melawan," ujarnya yang tidak ingin identitasnya disebutkan.
Seorang pejabat militer lainnya yang juga tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan Mujahidin Mali telah mencapai desa Bourei, sekitar 40 km dari kota terakhir yang berada di bawah lingkup militer Mali.
Seorang karyawan dari perusahaan yang disebut Binke Transport juga mengonfirmasikan bahwa pejuang telah berada di desa itu.
"Terdapat banyak Islamis di Bourei dengan kendaraan lapis baja yang mereka curi dari militer Mali," ujar Mamadou Guindo seperti dilansir Associated Press.
"Ada ketegangan di sana, dan kami sedang mempertimbangkan untuk menghentikan transportasi bus antara kota Gao dan Sevare untuk keamanan penumpang kami."
Pemerintah Mali telah kehilangan kendali atas bagian utara dari negara itu dan kini berada di bawah kendali Mujahidin Mali yang telah menerapkan syariah Islam secara sempurna di sana.
Untuk menghalangi kekuatan dan gerakan Mujahidin yang ingin membebaskan wilayah lainnya dan menerapkan Syariah Islam, negara-negara Barat berusaha melakukan intervensi militer di Mali. Dewan Keamanan PBB telah resmi menyetujui intervensi militer di negara itu. (arrahmah.com/blog.resistnews.web.id)