blog.resistnews.web.id - Pemerintah Myanmar melakukan sensus kependudukan di negara bagian
Rakhine. Hal ini membuka peluang klaim kewarganegaraan untuk etnis
Rohingya yang berada di wilayah itu.
Dijaga oleh polisi bersenjata lengkap, pegawai imigrasi Myanmar melakukan sensus di wilayah yang ditinggali oleh warga etnis Rohingya. Pencatatan tersebut kemungkinan besar bisa menentukan status kewarganegaraan etnis Rohingya.
Sensus yang dilakukan ini diketahui oleh sekelompok jurnalis yang tengah berkunjung ke Desa Sin Thet Maw. Mereka menemukan pegawai pemerintah yang melakukan operasi pencatatan penduduk, yang ditujukan untuk memverifikasi warga etnis Rohinnya yang tinggal di daerah itu.
Bersenjatakan pena dan dokumen serta peta jalan, petugas pemerintah ini bekerja mencatat informasi tentang warga. Mereka mengumpulkan informasi tentang tempat dan tanggal lahir, serta silsilah keluarga dari tiap warga. Demikian diberitakan Associated Press, Sabtu (1/12/2012).
Sensus yang dilakukan, ternyata dilaksanakan tampa pengumuman sejak 8 November lalu. Sensu pertama berlangsung di Kota Pauktaw dan direncanakan akan dilakukan secara meluas di wilayah Rakhine.
Meski ada kemungkinan hasil sensus bisa dilakukan untuk mendata warga, kelompok aktivis Arakan Group mengkhawatirkan hasil sensus bisa juga digunakan untuk menolak kewarganegaraan dari etnis Rohingya. Warga di desa Sin Thet Maw, juga mencurigai sensus tersebut karena sebagian dari mereka sadar bahwa Pemerintah Myanmar tidak menghendaki kehadiran mereka.
Pihak Myanmar tidak menjelaskan apa yang akan terjadi bila ada warga yang dianggap ilegal. Mereka menolak memberi tahu apakah warga itu akan dideportasi atau tidak. (okezone.com/blog.resistnews.web.id)
Dijaga oleh polisi bersenjata lengkap, pegawai imigrasi Myanmar melakukan sensus di wilayah yang ditinggali oleh warga etnis Rohingya. Pencatatan tersebut kemungkinan besar bisa menentukan status kewarganegaraan etnis Rohingya.
Sensus yang dilakukan ini diketahui oleh sekelompok jurnalis yang tengah berkunjung ke Desa Sin Thet Maw. Mereka menemukan pegawai pemerintah yang melakukan operasi pencatatan penduduk, yang ditujukan untuk memverifikasi warga etnis Rohinnya yang tinggal di daerah itu.
Bersenjatakan pena dan dokumen serta peta jalan, petugas pemerintah ini bekerja mencatat informasi tentang warga. Mereka mengumpulkan informasi tentang tempat dan tanggal lahir, serta silsilah keluarga dari tiap warga. Demikian diberitakan Associated Press, Sabtu (1/12/2012).
Sensus yang dilakukan, ternyata dilaksanakan tampa pengumuman sejak 8 November lalu. Sensu pertama berlangsung di Kota Pauktaw dan direncanakan akan dilakukan secara meluas di wilayah Rakhine.
Meski ada kemungkinan hasil sensus bisa dilakukan untuk mendata warga, kelompok aktivis Arakan Group mengkhawatirkan hasil sensus bisa juga digunakan untuk menolak kewarganegaraan dari etnis Rohingya. Warga di desa Sin Thet Maw, juga mencurigai sensus tersebut karena sebagian dari mereka sadar bahwa Pemerintah Myanmar tidak menghendaki kehadiran mereka.
Pihak Myanmar tidak menjelaskan apa yang akan terjadi bila ada warga yang dianggap ilegal. Mereka menolak memberi tahu apakah warga itu akan dideportasi atau tidak. (okezone.com/blog.resistnews.web.id)