Lukman (di tengah), "Kita bahkan tidak punya pisau untuk melawan." |
"Kami memang tidak punya apa-apa, tapi kami punya saudara 1,5 Milyar Muslim yang akan membantu kami," kata Lukman Hakim, salah seorang eksil Rohingya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu, (08/08/2012).
Lukman mengatakan, kasus-kasus pembantaian oleh etnis Budha Rakhine yang didukung oleh pemerintah pusat Myanmar memang sudah terjadi berkali-kali, sejak 1948 dan 1962. Tapi dia yakin, krisis kali ini akan jadi yang terakhir.
Lukman yang beruntung bisa mengenyam pendidikan hingga pasca-sarjana di Thailand ini menjelaskan, keadaan etnis Rohingya jauh lebih buruk dari bangsa Palestina yang dijajah Zionis.
Katanya, jika satu anak Palestina ditangkap seluruh dunia bisa tahu. Palestina punya status kewarganegaraan, Rohingya tidak punya.
"Kita bahkan tidak punya pisau untuk melawan. Dimiskinkan dibodohkan (secara sitematis, red) sejak 60 tahun lalu," kata Lukman yang sejak 15 tahun terakhir tinggal di Jepang ini.
Kondisi ini agak berbeda dengan etnis Kristen Kachin yang juga ditindas pemerintah Myanmas. Etnis Kristen itu bahkan memiliki 20.000 tentara dan terlatih, dan mereka juga mempunyai senjata.
"Tapi kita punya 1,5 miliyar saudara yang akan kuat jika kita bersatu," kata Lukman.
Selain Lukman, 2 orang tokoh Rohingya rencananya akan tiba di Indonesia (09/08/2012) (hari ini). Satu orang dari Inggris dan satu orang lagi dari Bangkok-Thailand.
Kehadiran mereka diprakarsai oleh Pusat Informasi dan Advokasi Rohingya-Arakan (PIARA). Selama lebih dari sepekan mereka akan menggalang dukungan dari umat Islam Indonesia.(hidayatullah/blog.resistnews.web.id)