ResistNews - Kekejaman
militer di bawah Presiden Bashar Assad terus terkuak. Seorang dokter
yang bertugas di Rumah Sakit Militer di kota Aleppo, Suriah,
menceritakan kekejaman rezim Bashar Assad, yang memperlakukan tahanan
dengan kejam, bahkan hingga tewas mengenaskan. Sebuah ruangan di RS
Militer yang biasa disebut dengan “
Dark Rooms” menjadi saksi kekejaman tentara pemerintah.
Para tahanan yang terluka dan teraniaya dikumpulkan di ruangan
tersebut, disiksa dan dibiarkan mati perlahan-lahan. Mereka dikumpulkan
dalam satu ruangan yang gelap, dengan tangan terbelenggu dan mata
tertutup.”Mereka dibiarkan mati perlahan-lahan, atau dibunuh dengan
cepat, dengan cara menginjeksi cairan tertentu ke tubuh mereka. Ini
membuat detak jantung mereka berhenti perlahan-lahan, hingga akhirnya
mati,” jelas dokter yang karena alasan keamanan tak mau disebutkan
namanya.
 |
| Tentara rezim Assad. Biadab! |
Suatu ketika, seperti diceritakan oleh dokter itu, “Di Aleppo, saya
sedang menangani seorang pasien yang terluka karena pukulan. Tulang iga,
bahu, dan pergelangan tangannya hancur. Lalu, seorang komandan bernama
Mayor Jenderal Nazir Al-Nomen datang kepadaku dan mengatakan, ‘Kenapa
kamu belum membunuh pasien ini sampai sekarang’?”cerita dokter tersebut.
Ia dipaksa untuk menghabisi pasien itu yang tak lain berasal dari
kelompok oposisi.
Dokter tersebut juga menceritakan, ia pernah menyuntikkan cairan
Ketamine kepada 52 orang yang ditahan di Rumah Sakit hingga orang-orang
tersebut tidak sadarkan diri. Semua itu dilakukan atas perintah militer,
agar ketika tim observasi dari Liga Arab datang, para pasien yang sudah
tidak sadarkan diri dan berada dalam pengaruh obat, tidak bisa membuat
kesaksian kepada tim observer tersebut.
 |
| Salah satu korban kebiadaban militer rezim Assad! |
Dokter ini juga menceritakan, ia pernah mengunjungi Rumah Sakit
Militer di kota Deraa, dan menyaksikan tentara yang loyal kepada
Presiden Assad melakukan penyiksaan terhadap para pasien. “Ada 40 orang
laki-laki yang terluka dan ditangkap saat melakukan demonstrasi. Saya
menyaksikan seorang petugas memukuli seorang pasien yang terborgol di
bangsal. Setelah memukuli, petugas itu kemudian menembak mati sehingga
darah menggenang di lantai…,” tuturnya.
Sampai hari ini, pembataian terhadap Muslim Sunni yang dilakukan
rezim berkuasa terus terjadi di Suriah. Tak hanya menggunakan kekuatan
militer, pemerintah juga menggunakan milisi-milisi sipil yang loyal.
Banjir darah terus terjadi hingga hari ini.
 |
| Pasukan Khusus Iran bantu rezim Assad tumpas oposisi |
Dari Indonesia, Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI)
berencana mengirimkan relawannya untuk membantu korban-korban yang terus
berjatuhan di Suriah. Relawan yang diterjunkan nantinya juga akan terus
memberikan informasi akurat terkini yang terjadi di sana. Selain MIUMI,
Amir Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Ustadz Abu Bakar Ba’asyir juga
menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk menutup kedutaan besar
Suriah di Indonesia. Seruan ini adalah bentuk protes keras dan
solidaritas terhadap nasib umat Islam yang terus dibantai sampai hari
ini.
(AW/the telegraph dan berbagai sumber).